Rabu, 07 Oktober 2020

Pribahasa Banjar

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Maji

TAGUH UNTALAN

Nakal, bandel sejak kecil hingga dewasa. Kerjanya berkelahi, mengganggu orang, pendek kata, selalu menjadi tukang onar. Berbagai masalah, berujung perkelahian, sumbernya pasti dia. Tidak perlu banyak pikir, yang penting tindakan, aksi, sekalipun pilihannya kekerasan. Begitulah seseorang yang disebut taguh untalan.

Taguh artinya tahan, kebal akan senjata tajam. Untalan, berarti yang ditelan. Dahulu, ketika adu fisik, perkelahian, menjadi cara memenangkan pertarungan hidup. Perkelahian menggunakan senjata, sering terjadi. Saat tidak kebal terhadap senjata, akan mati bersimbah darah dibunuh lawan yang tidak suka. Agar melindungi diri dari senjata,  ada sejumlah benda, seperti ajimat, yang bisa ditelan, sebagai syarat kebal terhadap senjata tajam.

Kalau sudah kebal, karena ada ajimat yang ditelan, disebut taguh untalan. Artinya kebal karena ada yang ditelan, sebagai penangkal tidak luka dari senjata. Namun ketika dijadikan ungkapan, orang yang disebut taguh untalan, bukanlah seperti makna harafiahnya. Akan tetapi seseorang yang nakal, bandel, sudah sejak kecil. Tidak takut berkelahi, bahkan tidak pernah menangis bila harus adu pukul. Tahan akan sakit, berani menantang maut. Padahal kalau terkena senjata tajam, juga luka seperti orang biasa.

Ungkapan ini seakan ingin mengidentifikasikan karakter seseorang, yang sejak kecil bandel – suka berkelahi. Terhadap orang seperti ini, walau pun sudah berumur, jangan coba-coba menantang adu keberanian. Sama halnya seperti membangunkan macan tidur. Tantangan, akan langsung dibeli, bukan dihindari. 

Bahwa ada orang yang dilahirkan memang pemberani, suka menantang resiko. Sehingga acap kali terlibat perkelahian. Berkelahi menjadi cara menyelesaikan masalah. Orang seperti itu disebut “nakal”, karena sering kali suka mencari soal, agar berakhir dengan perkelahian dan menang. Seperti tokoh Akhilles, pahlawan Yunani, yang memenangkan perang Troya. Sejak kecil sangat berbakat berkelahi, tidak pernah kalah menghadapi musuh, sebanyak apapun. Karena sangat berbakat, akhirnya menjadi pahlawan perang, selalu menang dalam setiap peperangan.

Sekiranya yang taguh untalan disalurkan bakatnya dalam bidang olah raga bela diri, boleh jadi akan cemerlang karirnya. Sayangnya, isyarat-isyarat alam seperti ini hanya berakhir menjadi sebutan - bahkan menjadi stigma, taguh untalan. (nm)

Tidak ada komentar: