Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid
MANIS JAMBU
tidak harus cantik atau ganteng, cukup manis, sudah mempesona
Wajahnya manis memikat, seperti jambu. Padahal parasnya biasa saja, tapi banyak yang suka, terpesona. Melihatnya terasa nyaman, hati mudah terpikat. Begitulah gambaran orang yang wajahnya manis bagai jambu.
Manis jambu, artinya manis yang sederhana, kalem. Pas manisnya. Cukup untuk tidak dikatakan hambar. Seperti ukuran gula pada secangkir teh, normalnya satu sendok, yang suka manis jambu, cukup setengah sendok saja. Begitu juga saat memasak makanan lainnya, saat tidak kuat pada rasa yang terlalu manis, dibuatlah manis sekedarnya, semanis jambu yang tidak terlalu terasa kemanisannya.
Manisnya jambu, dipinjam sebagai ungkapan. Untuk mengatakan yang manisnya sederhana, tidak jelek, tidak pula manis luar biasa. Kesederhanaan, sering kali lebih mempesona, dari pada yang berlebihan. Dinilai bersahaja, lebih awet, tahan lama. Semakin lama, semakin nyaman, tidak membosankan.
Kesederhaan, itulah yang dipotret dalam ungkapan ini. Banyak hal bisa dilihat, mulai dari keramahan sederhana, sikap yang meneduhkan, membuat hati nyaman, betah. Hingga meminjamya untuk melihat paras perempuan, yang manisnya tidak membosankan. Semakin lama, tambah menarik, mempesona, memikat hati.
Saat mengagumi, memuji perempuan yang parasnya manis, agar tidak kentara, disebutlah manis jambu. Artinya manis yang tidak membosankan, bersahaja namun mempesona. Cirinya tidak terlalu putih, tidak pula hitam. Semuanya sederhana, pas, tidak berlebihan. Kecantikan natural, terpancar dari hati dan pribadi yang juga cantik.
Begitu sederhananya kebudayaan mengilustrasikan paras dan pribadi yang mempesona. Menyenangkan hati semua orang. Membuat nyaman, walau hanya sekedar memandangnya. Hanya meminjam manisnya jambu, sudah mampu mewakili seluruh persepsi tentang manis yang sederhana nan mempesona. Tidak membosankan, justru menyenangkan.
Kesederhanaan, harus diungkap dengan kesederhanaan pula. Tidak perlu berlebihan. Agar tetap menawan. Biarlah jambu mewakili kemanisan yang sederhana itu, agar tetap alami, tidak dipoles oleh pabrik dengan zat pemanis olahan lainnya yang jelas palsu. Cukup sederana, semanis jambu saja. (nm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar