Minggu, 11 Oktober 2020

BERSEGERA BERZAKAT

Cara memukul dengan SAMSAK

Salurkan zakat

MASYA ALLAH, Inilah Rahasia Allah Menciptakan Burung GAGAK

PROF DR KH KAMRANI BUSERI, MA IKLAN DHUAFA TERSENYUM

Puasa d usiaa 98 tahun

SHALAT KHUSYU TINJAUAN SEGI MEDIS TVRI KALSEL 'FOKUS ISLAMI' 2007 Ust R...

ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN DENGAN BERAS ATAU UANG?

Syech Husain Jabeer

H M Rosehan NB SH IKLAN DHUAFA TERSENYUM

Sholeh ibadah tapi tidak Sholeh Harta

Ucapan Milad Banjartv ke 13

CARA MENGHITUNG DAN KONSULTASI ZAKAT PENGHASILAN BERSAMA Abie Audah

SENYUM DHUAFA

Memper yahankan ezensi Taqwa

DETIK DETIK PROMOSI DOKTOR HUKUM ISLAN UIN SGD BANDUNG

USIA TUA TETAP BERPUASA

Abie Audah

Abie Audah Banua

IBU KERAMAT HIDUP

Rahim Audah simak siaran langsung dari RRi Banjarmasin pro i setip hari s

Hewan Qurban ke 13 Dhuafa Tersenyum

BERBAGI MENUJU MILAD KE 20 YAYASAN DHUAFA TERSENYUM

Abie Audah 2 Sholeh Dalam Ibadah tapi tidak Sholeh dalam Harta

ABIE AUDAH "TIGA TIPU DAYA SYAITAN"

ABIE AUDAH 4, ENERGI SHODAQOH

Rabu, 07 Oktober 2020

Pribahasa Banjar

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Maji

TAGUH UNTALAN

Nakal, bandel sejak kecil hingga dewasa. Kerjanya berkelahi, mengganggu orang, pendek kata, selalu menjadi tukang onar. Berbagai masalah, berujung perkelahian, sumbernya pasti dia. Tidak perlu banyak pikir, yang penting tindakan, aksi, sekalipun pilihannya kekerasan. Begitulah seseorang yang disebut taguh untalan.

Taguh artinya tahan, kebal akan senjata tajam. Untalan, berarti yang ditelan. Dahulu, ketika adu fisik, perkelahian, menjadi cara memenangkan pertarungan hidup. Perkelahian menggunakan senjata, sering terjadi. Saat tidak kebal terhadap senjata, akan mati bersimbah darah dibunuh lawan yang tidak suka. Agar melindungi diri dari senjata,  ada sejumlah benda, seperti ajimat, yang bisa ditelan, sebagai syarat kebal terhadap senjata tajam.

Kalau sudah kebal, karena ada ajimat yang ditelan, disebut taguh untalan. Artinya kebal karena ada yang ditelan, sebagai penangkal tidak luka dari senjata. Namun ketika dijadikan ungkapan, orang yang disebut taguh untalan, bukanlah seperti makna harafiahnya. Akan tetapi seseorang yang nakal, bandel, sudah sejak kecil. Tidak takut berkelahi, bahkan tidak pernah menangis bila harus adu pukul. Tahan akan sakit, berani menantang maut. Padahal kalau terkena senjata tajam, juga luka seperti orang biasa.

Ungkapan ini seakan ingin mengidentifikasikan karakter seseorang, yang sejak kecil bandel – suka berkelahi. Terhadap orang seperti ini, walau pun sudah berumur, jangan coba-coba menantang adu keberanian. Sama halnya seperti membangunkan macan tidur. Tantangan, akan langsung dibeli, bukan dihindari. 

Bahwa ada orang yang dilahirkan memang pemberani, suka menantang resiko. Sehingga acap kali terlibat perkelahian. Berkelahi menjadi cara menyelesaikan masalah. Orang seperti itu disebut “nakal”, karena sering kali suka mencari soal, agar berakhir dengan perkelahian dan menang. Seperti tokoh Akhilles, pahlawan Yunani, yang memenangkan perang Troya. Sejak kecil sangat berbakat berkelahi, tidak pernah kalah menghadapi musuh, sebanyak apapun. Karena sangat berbakat, akhirnya menjadi pahlawan perang, selalu menang dalam setiap peperangan.

Sekiranya yang taguh untalan disalurkan bakatnya dalam bidang olah raga bela diri, boleh jadi akan cemerlang karirnya. Sayangnya, isyarat-isyarat alam seperti ini hanya berakhir menjadi sebutan - bahkan menjadi stigma, taguh untalan. (nm)

KEPUTUSAN DIMALAM HAARI

Menarik sekali. Ternyata Al Qur'an sdh menyampaikan dg jelas 👇

*ALLAH SWT TELAH MENJELASKAN DIDALAM AL'QURAN TENTANG PARA PEMIMPIN DZOLIM YG SELALU MENGAMBIL KEPUTUSAN DI MALAM HARI*

*_✍🏻Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung( QS An- Annisa ayat 81)_*

*_✍🏻Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhoi. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.(QS An-Annisa ayat 108)_*

Maha Benar Allah SWT dengan segala firman-Nya

Selasa, 06 Oktober 2020

al Manzon

*PANGLIMA ISLAM YANG DITAKUTI EROPA, NAMUN JARANG UMAT ISLAM YANG MENGETAHUI BELIAU*

Laki-laki ini, berhasil membuat dunia Eropa berpesta ria saat dia meninggal!

Mereka duduk dan berpesta di atas kuburannya, sambil menikmati minuman dan wanita! Salah seorang yang hadir disana berkata,

“Demi Tuhan, kalau seandainya laki-laki ini masih bernafas, mustahil kita bisa tenang dan mungkin kita semua sudah mati”.

Dia bukanlah Shalahuddin Al ayyubi, tetapi dia adalah tokoh yang tidak kalah agungnya, tetapi tidak banyak yang mengenalinya.

Dialah Al Hajib Al Manzor.

Ketika Panglima Al Hajib Al Manzor meninggal, Eropa berpesta ria, sampai raja Alfonso datang ke kuburannya, dan mendirikan tenda besar di atasnya. Tepat di atas kuburan Al Manzor diletakkan sebuah ranjang bertatakan emas, kemudian dia tidur di atasnya bersama istrinya. Di atas kuburan panglima perang tentara islam di Andalusia…Alfonso berkata,

“Apa kamu tidak melihat aku hari ini telah menguasai seluruh wilayah Islam dan Arab? Dan aku duduk di atas kuburan panglima mereka!”

Salah seorang yang hadir pengawal berbisik, “Demi Tuhan, kalau seandainya laki-laki ini masih bernafas, mustahil kita bisa tenang dan mungkin kita semua sudah mati”.

Alfonso pun tahu dan marah, dengan lancangnya dia menarik pedangnya dan ingin menebas kepala pengawal itu.

Untung saja istrinya memegang tangan Alfonso, dan berkata, “Benar kata dia, masa kita bangga bisa tidur di atas kuburan musuh? Itu malah menambah keagungan musuh! Bahkan sampai dia mati kita tidak mampu mengalahkan dia! Sejarah menulis kemenangan dia, ditambah lagi setelah mati kita tidur di atas kuburan dia! Qué vergüenza!” 

*Al Hajib Al Manzor, nama aslinya Muhammad bin Aamer Al Aameri, lahir tahun 326 H, di selatan Andalusia.* Bergabung dalam pasukan pemerintah pada saat dia masih muda, dan menjadi kepala polisi di Cordova, karena keberaniannya dan jasanya.

Kemudian dia diangkat menjadi penasehat Gubernur Andalusia, kemudian dia menjadi Gubernur Andalusia dan Panglima tertingggi tentara Islam di Andalusia.

Dia pernah ikut dan memimpin lebih dari 50 perang, dan semuanya dimenangkannnya, selama dia memimpin, belum pernah kalah .

Perang terbesar yang pernah dipimpinnya adalah perang Leon di selatan Perancis, dimana tentara Eropa bersatu bersama tentara Leon. Banyak raja Eropa yang terbunuh, dan banyak juga yang ditawan, kemudian diapun mengumandangkan azan perdana di di bumi Perancis itu.

*Setiap kali menang dalam peperangan, dia pasti mengumandangkan azan, dan dia mengumpulkan debu yang lengket di pakaiannya, kemudian dimasukkan dalam botol. Dia mewasiatkan nanti apabila dia meninggal, agar botol itu dimasukkan dalam kuburannya, supaya kelak debu-debu itu menjadi saksi di sisi Allah.*

Eropa sangat membenci  Al Manzor, selama 25 tahun mereka banyak kehilangan tentara dan panglima di tangan Manzor, selama 25 tahun mereka tidak pernah tenang dan tidak bisa beristirahat.

Al Manzor selalu berdoa supaya dia mati syahid di medan perang, jangan sampai mati di antara tembok dan tiang istana. Dan doanya terkabul, dia syahid di medang perang saat berperang di perbatasan Perancis di dekat pegunungan Pyrenees.

*Dia syahid pada umur 60 tahun, dan 25 tahun dihabiskan untuk jihad dan menaklukkan musuh-musuh Islam.*

Sekarang udah tahu, kenapa Alfonso mendirikan kemah di atas kuburan  Al Manzor!

Copas.

("Chapter Two: Al-Andalus").

©

MANIS JAMBU

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid

MANIS JAMBU

tidak harus cantik atau ganteng, cukup manis, sudah mempesona

Wajahnya manis memikat, seperti jambu. Padahal parasnya biasa saja, tapi banyak yang suka, terpesona. Melihatnya terasa nyaman, hati mudah terpikat. Begitulah gambaran orang yang wajahnya manis bagai jambu. 

Manis jambu, artinya manis yang sederhana, kalem. Pas manisnya. Cukup untuk tidak dikatakan hambar. Seperti ukuran gula pada secangkir teh, normalnya satu sendok, yang suka manis jambu, cukup setengah sendok saja. Begitu juga saat memasak makanan lainnya, saat tidak kuat pada rasa yang terlalu manis, dibuatlah manis sekedarnya, semanis jambu yang tidak terlalu terasa kemanisannya. 

Manisnya jambu, dipinjam sebagai ungkapan. Untuk mengatakan yang manisnya sederhana, tidak jelek, tidak pula manis  luar biasa. Kesederhanaan, sering kali lebih mempesona, dari pada yang berlebihan. Dinilai bersahaja, lebih awet, tahan lama. Semakin lama, semakin nyaman, tidak membosankan. 

Kesederhaan, itulah yang dipotret dalam ungkapan ini. Banyak hal bisa dilihat, mulai dari keramahan sederhana, sikap yang meneduhkan, membuat hati nyaman, betah. Hingga meminjamya untuk melihat paras perempuan, yang manisnya tidak membosankan. Semakin lama, tambah menarik, mempesona, memikat hati.

Saat mengagumi, memuji perempuan yang parasnya manis, agar tidak kentara, disebutlah manis jambu. Artinya manis yang tidak membosankan, bersahaja namun mempesona. Cirinya tidak terlalu putih, tidak pula hitam. Semuanya sederhana, pas, tidak berlebihan. Kecantikan natural, terpancar dari hati dan pribadi yang juga cantik. 

Begitu sederhananya kebudayaan mengilustrasikan paras dan pribadi yang mempesona. Menyenangkan hati semua orang. Membuat nyaman, walau hanya sekedar memandangnya. Hanya meminjam manisnya jambu, sudah mampu mewakili seluruh persepsi tentang manis yang sederhana nan mempesona. Tidak membosankan, justru menyenangkan. 

Kesederhanaan, harus diungkap dengan kesederhanaan pula. Tidak perlu berlebihan. Agar tetap menawan. Biarlah jambu mewakili kemanisan yang sederhana itu, agar tetap alami, tidak dipoles oleh pabrik dengan zat pemanis olahan lainnya yang jelas palsu. Cukup sederana, semanis jambu saja. (nm)

PRIBAHASA BANJAR

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid

PARINDUAN

Induk semang, moyang. Keluarga pertama yang melahirkan banyak keturunan. Setelah lama menetap, berkembang biak menjadi koloni, kelompok. Satu sama lain saling terkait keluarga, karena berasal dari satu atau dua induk keluarga yang saling kawin mawin. Induk keluarga, disebut dengan parinduan. 

Boleh jadi diambil dari kata rindu, karena tidak ada yang paling dirindukan selain keluarga induk. Tempat berasal, tumbuh dan berkembang. Setiap kali mudik pulang kampung, yang membuat semangat adalah karena masih adanya keluarga induk, dengan segala kenangan masa kecil. Apalagi bila masih lengkap sebagai satu keluarga besar. Semakin lama meninggalkan keluarga, semakin memuncaklah kerinduan itu.

Karena keluarga adalah pusat dari kerinduan, ungkapan ini meminjam kata rindu untuk menyebut keluarga induk. Dari satu parinduan, lahirlah banyak generasi, membentuk keluarga baru, melahirkan parinduan-parinduan lainnya yang terus berkembang.

Satu hari, penulis datang ke suatu kampung, semua di kampung itu mengaku dari kampung Nagara – Hulu Sungai Selatan. Seorang ibu setengah baya bercerita, awalnya di kampung ini hanya ada dua parinduan yang datang dari Nagara, setelah itu kedua parinduan itu anaknya saling kawin mawin, terus berlanjut, hingga terbentuk satu kampung. Karena berasal dari parinduan yang sama, kami semua di kampung ini terkait satu keluarga. Padahal jumlah warga di kampug itu sudah ratusan. 

Pernah pula penulis bertemu dengan satu keluarga di Riau, mengaku turunan ketujuh dari satu parinduan yang datang sebelum gunung Krakatau Meletus. Keluarga tersebut sudah banyak sekali melahirkan generasi dan tetap menggunakan bahasa banjar sebagai cara berkomunikasi sehari-hari. 
 
Begitu arifnya kebudayaan banjar, menyebut keluarga induk sebagai parinduan. Menggambarkan dekatnya hubungan kekeluargaan sedarah, seketurunan. Sekalipun sudah berkembang biak sedemikian rupa, keluarga induk tetap diingat dan disebut sebagai parinduan.  Bahwa kerinduan utama, terpatri pada keluarganya. Selanjutnya, lahirlah konsep bubuhan, menununjukkan ikatan keluarga yang lebih besar, bisa karena sekampung, sedaerah – tempat kelahiran dan dibesarkan. Bila disebut bubuhan, ada ikatan yang kuat mematrinya, karena jangan-jangan kalau ditarik lurus ke atas, masih satu parinduan. (nm)

Makan Gratis

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid

ADA NANG DITIMPASAKAN

tidak ada makan siang gratis

Jangan dikira setiap bantuan yang diberikan seseorang, selalu bersumber dari dirinya. Bisa jadi ada orang lain, atau pihak lain. Atau ada sumber cadangan yang dialokasikan untuk membantu. Kemampuan mencari cadangan lain, membuatnya mudah dan royal dalam aksi bantu membantu, menggambarkan ada nang ditimpasakan – ada yang membackup sumber dana.

Secara harfiah artinya ada yang bisa ditebaskan. Seperti gerakan pendekar silat menggunakan golok atau parang, menyerang lawannya. Ditimpasakan, berarti ditebaskan, agar musuh kalah terkapar.

Ditimpasakan, bermakna diselesaikan. Persoalan berupa problem keuangan dapat tuntaskan. Walaupun parang yang digunakan, milik orang lain. Yang penting masalahnya selesai. Parang, artinya sumber daya - dana, potensi. Memanfaatkan sumber daya di luar dirinya, untuk mengatasi masalah yang diminta diselesaikan.

Penerima bantuan tidak perlu repot mencari tahu dari mana sumbernya. Yang penting tujuan terpenuhi. Permintaan dikabulkan. Entah sumbernya dari langit, dari dasar bumi atau dari alam ghaib sekalipun, tidak perlu tahu. Problem sudah diatasi, walau boleh jadi hanya berpindah dari penerima kepada pemberi, berpindah lagi kepada pihak yang kena timpasan. 

Tergambar betapa ahlinya memanfaatkan potensi, atau mencari peluang alternatif untuk menjawab berbagai masalah yang diajukan. Hanya bisa dilakukan oleh yang punya alternatif sumber daya dan dana. Semakin ragam alternatifnya, semakin leluasa. Atau yang memiliki jaringan luas dan dipercaya, sehingga dapat memanfaatkannya, untuk menjawab yang diharapkan. Pendek kata, punya kemampuan mengolah potensi, untuk dimanfaatkan secara lebih luas.

Menjadi problem, bila yang kena timpasan merupakan pihak yang “terpaksa”, misalnya sedang terkena peras karena adanya kasus atau hubungan kerjasama. Seorang pejabat, untuk memenuhi gaya hidupnya yang super boros, memerlukan dana tidak sedikit. Agar terpenuhi, dimanfaatkanlah rekanan proyek, menjadi ATM atau kasir berjalan, dimintai uang kapan saja. Begitu juga dengan aparat penegak hukum, menjadikan oknum bermasalah hukum sebagai sapi perahan, untuk  membiayai gaya hidupnya. Sepertinya sangat royal, boros, uang tidak berseri. Padahal ada tumbal yang menjadi korban. Ada nang ditimpasakan. (nm)

Pribahasa Banjar

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid

KADA KAYA GADANG PISANG

setiap aksi, selalu ada reaksi

Tidak seperti batang atau gedebong pisang, yang tidak bergerak, tidak bisa berbuat melakukan apapun. Walau dipukuli, diam saja tidak melawan. Pasrah menerima perlakuan atau diperlakukan. Manusia bukan batang pisang. Dia bergerak, bersikap, bereaksi bila ada tindakan  yang tidak wajar, apalagi menyakitkan. 

Dulu anak-anak remaja, di kampung banjar, ramai ikut latihan silat, kuntau hingga patikaman, yaitu inti gerakan ilmu silat mematikan. Seni bela diri menjadi permainan di kampung. Inilah olahraga paling murah. Untuk melatih memukul dan tendangan, dibuatlah samsak dari karung yang diisi pasir, digantung pada batang pohon. Namun ada juga yang usil, menjadikan batang pisang sebagai samsak. Batangnya yang lembek, tidak sakit ditendang walau sampai tumbang. Batang pisang dipukul, ditendang sekuatnya, tidak akan melawan. Fenomena ini dipinjam, dijadikan ungkapan.  

Kada kaya gadang pisang, artinya tidak seperti batang pisang, yang  dipukul tidak melawan sama sekali. Pesannya, manusia tidak akan berdiam diri saat diperlakukan tidak wajar. Harkat – martabatnya akan berontak. Pasti akan bersikap, bertindak, saat ada perlakuan menyakitkan. 

Apalagi atas perlakuan fisik, kekerasan. Siapapun tidak boleh melakukan kekerasan, baik fisik maupun verbal dan tindakan non fisik lainnya. Undang-undang anti kekerasan sudah melindungi, tidak boleh ada tindak kekerasan. Bahwa kekerasan merupakan perbuatan tidak beradab, melanggar kesusilaan, merendahkan martabat manusia. 

Ungkapan ini mengingatkan, hati-hati memperlakukan manusia. Selain ada konsekuensi hukum, pasti ada reaksi bila pelakuan fisik dianggap berlebihan. Kepada siapapun, orang lain atau pun sanak kerabat, sekalipun terkait hubungan darah atau perkawinan, tidak dibenarkan ada kekerasan. Manusia dituntut berkasih sayang, bukan saling merendahkan. 

Melawan, adalah bentuk reaksi atas aksi. Jangan heran bila banyak aksi kekerasan dibalas juga dengan bentuk kekerasan lain. Menggambarkan manusia memang tidak mau diperlakukan seperti batang pisang. Nalurinya bereaksi melawan. Kalau pun saat itu tidak berani, pasti menyimpan dendam. Kala dendam sudah membara, akan meledak menuntut balas. Ingat selalu, manusia itu kada kaya gadang pisang. (nm)

Minggu, 04 Oktober 2020

GAYA BUSANA RASUL

*EDISI CINTA RASUL*

*Style Pakaian Rasulullah  _Shallallahu Alaihi wa Sallam_*

Sudah menjadi kewajaran jika kita mencintai seseorang maka kita akan terinspirasi oleh cara berpikir dan gaya hidupnya, begitupun jika kita cinta dengan Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_ maka beliau menjadi teladan dan idola kita.

Para ulama  berpendapat jika kita mengikuti hal-hal yang masuk kategori sisi manusiawi Rasulullah akan menambah ingatan dan kecintaannya dengan Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_.

Salah satu sisi manusiawi Rasulullah yang bisa kita ikuti adalah style pakaian beliau. Prinsip berpakaian yang menjadi kebiasaan Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_ adalah jika mengenakan pakaian harus menutup aurat dan bermanfaat buat tubuhnya, maka beliau memilih yang terbaik, bagus, rapih dan sesuai, tidak terlalu longgar dan tidak juga sempit, tidak glamour, berlebihan dan bersikap sombong apalagi untuk menarik pujian manusia.

Pakaian bagus dan rapih Rasulullah lebih dimotifkan karna Allah _Azza wa Jalla_ menyukai keindahan dan kebersihan.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan beberapa style pakaian Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_;

1. Pakaian berlengan panjang, panjangnya tidak melewati pergelangan tangannya. Diameter lingkar tangannya tidak terlalu lebar dan atau pun sempit, sehingga bisa bergerak dengan leluasa.

2. Karakter ujung pakaian gamis atau sarung Rasulullah (atau celana panjang di zaman sekarang) biasa sampai di tengah betis, jika dipanjangkan beliau biasanya tidak melebihi mata kakinya. Style ini lebih sesuai untuk menutupi betis beliau saat musim dingin atau panas. 

Adapun bagi perempuan style yang dianjurkan adalah memanjangkannya sampai menutup mata kaki bahkan hingga tapak kakinya.

3. _Imamah_, serban yang dililitkan ke kepala beliau tidak terlalu besar hingga memberatkan kepala, juga tidak terlalu kecil, beliau mengukurnya sekedar untuk menghalangi rasa dingin di musim dingin atau panas di musim panas di kepalanya.

4. Adapun soal warna pakaian pavorit Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_ adalah warna putih dan hijau.

#Mukhlis Mukti Al Mughni

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله و صحبه

*Salam dari Masjid Cut Meutia, Jakarta*