Minggu, 20 September 2020

pribahasa Banjar

Paribasa dan Ungkapan Banjar, Refleksi budaya oleh Noorhalis Majid

DASAR AJALNYA

semuanya mungkin saja berubah bila ada keinginan

Sudah seperti itu keadaannya, aslinya, bawaan dasarnya, tidak bisa diubah lagi. Bisanya hanya dipahami, dimengerti, agar tidak terjadi masalah atau pun persoalan. Karakter, sifat, bila sudah mendarah daging, dianggap mendasar, sulit diubah. Karena sulit diubah, disebut dasar ajalnya.
 
Ajal, adalah akhir dari umur. ketentuanNya tidak dapat diubah. Setiap yang hidup pasti mati, satu kepastian yang tidak dapat ditolak. Siapapun, betapapun kayanya seseorang, atau setinggi apapun jabatannya, tidak dapat melawan ajal, takdir kematian. Pada waktu yang sudah ditentukan, ajal menjemput setiap orang tanpa mampu dihindari atau ditolaknya. Bahkan menunda sedetik pun tidak akan mampu.

Ajal yang tidak dapat diubah lagi tersebut, dipinjam untuk mengiaskan sifat seseorang yang tidak mau berubah. Padahal sifat, karakter, sangat mungkin diubah, bila yang bersangkutan mengubahnya. Kalau memiliki sifat bawaan pelit, bisa saja dilatih untuk dermawan, solider dan pandai berbagai. Semuanya mudah dilakukan, asal ada kemauan. Begitu pula sifat lainnya, seperti pemalas, dan lain sebagainya.

Ungkapan ini menyindir yang tidak mau mengubah sifat buruknya. Walau sudah dinasehati, diberkan petunjuk dan arahan, tetap saja tidak berubah. Akhirnya dengan segala kekesalan, keluarlah ungkapan dasar ajalnya. 

Bahwa hanya ajal yang tidak bisa diubah, sifat dan karakter, bagaimana pun kerasnya,  sangat mungkin berubah. Ketika tidak mau mengubah yang bisa diubah, maka sama dengan ajal. Hanya berubah bila ajal menjemputnya. 

Satu sindiran yang sangat pedas, manakala sifat dan karakter disejajarkan dengan ajal. Mestinya lentur, adaptif terhadap situasi dan kondisi. Tidak keras seperti batu. Pengetahuan, pengalaman dan ilmu yang dimiliki, membentuk sifat yang keras menjadi lemah lembut, arif dalam bertindak, bersikap. 

Semakin tinggi ilmu, semakin berpengetahuan, lajimnya arif dan bijaksanakan segala tindakan.  Bila tidak ada perubahan, berarti ilmu tidak memberi pengaruh pada diri, pada sikap dan tindakan. Ilmu tereduksi hanya menjadi informasi. Sekedar tahu, tidak menjadi amalan. Manakala tidak ada perubahan, jangan salahklan bila dikritik dengan ungkapan, dasar ajalnya. (nm)

Tidak ada komentar: