Minggu, 08 Maret 2020

Pribahasa Banjar

Paribasa banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid

KATIWASAN

Dari kata tiwas, menyalahkan. Maka katiwasan berarti ditimpakan kesalahan, walau belum tentu berbuat salah. Suatu peristiwa, seringkali harus ditentukan siapa yang bertanggung jawab. Kalau itu dianggap suatu kesalahan, siapakah pelaku kesalahan tersebut. Agar bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan. 

Maniwas, berarti menuduh berbuat salah atau menimpakan satu kesalahan kepada seseoramg. Bisa pula mencari kambing hitam. Menuduh yang dapat disalahkan. Tentu saja belum tentu benar. Mungkin saja hanya fitnah, korban dari kambing hitam. Karenanya harus dibuktikan dengan pembuktian yang cermat.

Maniwas, menjadi satu kebiasaan yang buruk. Ketika tidak mampu melakukan, bukan menyalahkan diri sendiri dan mencari tahu kenapa sampai tidak mampu, tapi justru sibuk mencari kesalahan pada orang lain.

Kebiasaan maniwas, bentuk sifat kerdil, picik. Tidak berbesar hati menerima satu kesalahan. Tidak lapang dada mengakui kelemahan diri. Padahal, apa susahnya mengakui kelemahan atau kesalahan, setelah itu meminta maaf dan menerima segala koreksi serta masukan. Hanya karena gengsi, ego yang sangat besar, tidak ingin kehilangan muka, akhirnya mempertahankan kesalahan, cermin kebodohan. 

Sifat suka maniwas, menyalahkan, mencari kambing hitam, biasanya yang menjadi korban, atau tertuju pada orang yang dianggap lemah, tidak mampu membela diri. Dengan maniwas, maka selanjutnya menghujaninya dengan berbagai caci maki yang menyudutkan.
 
Orang yang ditiwas, dinamakan katiwasan. Nasib sial, atau bisa pula dimaknai sebagai ujian atau fitnah yang harus ditanggungnya. Bila diterima dengan lapang dada, sembari terus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar, maka waktu akan menunjukkan bahwa yang dituduhkan merupakan fitnah murahan. 

Ungkapan ini satu peringatan, bahwa sekalipun kita tidak berbuat salah, bila berada pada posisi lemah, akan mudah disalahkan. Apalagi kemampuan membela diri juga lemah. Baik karena posisi sebagai bawahan, orang yang terdiskriminasi, pihak yang lemah tidak berani melawan, dan lain sebagainya, membuatnya mudah ditiwas, menjadi katiwasan. 

Pada posisi yang sangat lemah, harus lebih waspada, cermat, jangan memberi celah untuk mudah disalahkan. Karena kambing hitam sering kali harganya lebih murah, bahkan tidak pernah dipandang sebelah mata, mudah katiwasan. (nm)

Tidak ada komentar: