Kamis, 19 Maret 2020

Respon CORONO

(repost wag🙏) Hindari penggunaan hadis dha'if dalam mencegah penyebaran virus Corona.
(Mengutip Catatan Prof DR M Anton Atthoillah. M. Ag. GB UIN Bandung)
 

Dalam keadaan yang genting seperti saat ini ketika pandemi Covid-19 telah menjadi wabah yang mengglobal dan telah menginfeksi ratusan ribu ummat manusia dan menyebabkan puluhan ribu manusia meninggal dunia, maka para ulama dan ahli agama supaya berhati hati dalam berfatwa dan hanya menggunakan dalil dalil yang otoritatif dalam membimbing ummat. Diantaranya, hendaknya hanya menggunakan hadis hadis yang shahih dan meninggalkan hadis dha'if dalam berhujjah.
 Diantara hadis hadis dha'if yang sering digunakan adalah:

1. Hadis Dha'if 1.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ. 

Sesungguhnya apabila Allah ta'ala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-orang yang meramaikan masjid. 

Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232).

Hadis ini dinyatakan sebagai hadis dhaif oleh Nashir al-Din al-Albani dalam kitab Silsilat al-ahadits al-Dho'ifat wa al-Maudhu'at, juz IV, hal. 222, hadis no. 1851.

2. Hadis Dha'if 2.
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذا أرَادَ الله بِقَوْمٍ عاهةً نَظَرَ إِلَى أهْلِ المَساجِدِ فَصَرَفَ عَنْهُمْ 

Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka.

Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233); al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1 hlm 292 [220]); Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir juz 2 hlm 341).

Hadis ini adalah hadis dha'if. (lihat Nashiruddin al-Albani, Shahih wa Dha'if al-Jami' al-Shoghir, juz IV, hal. 380, hadis no. 1358).

3. Hadis Dha'if 3.
Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه berkata: "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: " إِنِّي لَأَهُمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي والْمُتَحَابِّينَ فِيَّ والْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَنْهُمْ "

Allah عز وجل berfirman: "Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab kepada penduduk bumi, maka apabila Aku melihat orang-orang yang meramaikan rumah-rumah-Ku, yang saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, maka Aku jauhkan azab itu dari mereka.

Riwayat al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman [2946].

Hadis ini dho'if Jiddan. (Lihat Nashiruddin al-Albani, Kitab Shahih wa Dha'if al-Jami' al-Shaghir, juz 9, hal. 121, hadis no. 3674).

4. Hadis Dha'if 4

Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

"إِذَا عَاهَةٌ مِنَ السَّمَاءِ أُنْزِلَتْ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ" 

Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid.

Riwayat al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman [2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-Baihaqi berkata: "Beberapa jalur dari Anas bin Malik dalam arti yang sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan (untuk diamalkan)".

Hadis ini Dha'if. (Lihat Nashiruddin al-Albani, al-Silsilah al-Dha'ifah, juz IV, hal. 350, hadis no. 1851).

Adapun hadis-hadis shahih yang bisa dijadikan sebagai hujjah dalam membimbing ummat untuk menghadapi wabah penyakit antara lain sebagai berikut:

1. Hadis Shahih 1.
Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

2. Hadis Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah  yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Hadis Shahih 3.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat." (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn 'Abbas)

4. Hadis Shahih 4

Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Anjuran Sholat di rumah ketika hujan pada siang hari Jum'at.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ
قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي الطِّينِ وَالدَّحْضِ
dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun hujan (pada siang hari Jum'at), jika engkau telah mengucapkan "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, " maka janganlah kamu mengucapkan "Hayya alash shalaah, " namun ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian)." Abdullah bin Abbas berkata; "Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal ini, lalu ia berkata; "Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua? Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah saw). Shalat jum'at memang wajib, namun aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan comberan."  (HR. Bukhori Muslim dari Abdullah ibn Abbas).

5. Hadis Shahih 5.
Hadis panjang riwayat Bukhari Muslim yang artinya sbb.

Pada suatu ketika 'Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang menyambutnya. Antara lain terdapat Abu "Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada 'Umar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Umar kemudian bermusyawarah dengan para tokoh Muhajirin, Anshor dan pemimpin Quraish.
Lalu 'Umar menyerukan kepada rombongannya; 'Besok pagi-pagi aku akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian! ' Abu 'Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah kita hendak lari dari takdir Allah? ' Jawab 'Umar; 'Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu 'Ubaidah? Agaknya 'Umar tidak mau berdebat dengannya. Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur, engkau menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah? ' Tiba-tiba datang 'Abdurrahman bin 'Auf yang sejak tadi belum hadir karena suatu urusan. Lalu dia berkata; 'Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.' Ibnu 'Abbas berkata; 'Umar bin Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia pergi.' (HR Bukhari dan  Muslim).

 *(Dr Agung Danarta, sekretaris PP Muhammadiyah [Dosen Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta])*

Rabu, 11 Maret 2020

Muammar Qhadaffi

MUAMMAR KHADAFFI

Pemimpin yg pro akan rakyatnya, namun jadi korban propaganda kapitalis barat & zionis...

Minggu ini menandai enam tahun pembunuhan Presiden Libya Moammar Khadaffi. Saat itu, Khadaffi sedang melarikan diri dari Tripoli ke Sirte, akibat serangan jet tempur barat AS NATO barbar di ibukota Libya yang makin menjadi sejak penerapan no-fly-zone.

Perjalanannya terhenti di tengah jalan ketika jet Perancis dan drone AS menghancurkan konvoi mobilnya. Terluka, presiden Khadaffi terseok-seok bersembunyi di saluran got, sebelum ditangkap oleh 'pemberontak' buatan AS dan Perancis.

"Jangan tembak, jangan tembak,” kata Khadafi kepada sejumlah tentara NTC yang menyeretnya dari gorong-gorong, seperti dilansir dari Telegraph

Khadafi diarak di jalan setelah diseret dari gorong-gorong. Dengan kepala bersimbah darah dengan busana nyaris tanggal seluruhnya, Khadafi menjadi bulan-bulanan sejumlah tentara
yang tampak puas dengan kemenangannya. Ada yang menodongkan pistol. Ada yang menjambak rambutnya. Beberapa kali Khadafi terjatuh sambil
mengusap wajahnya yang bersimbah darah

Saat tertangkap, Khadafi sudah bersimbah darah. Terluka saat menghindari serangan tentara NATO dan NTC, beberapa menit sebelumnya.
Ketika Kadafi ditangkap dan pemberontak mengelilinginya, Kadafi seperti orang idiot

Khadaffi dihajar secara membabi-buta oleh orang yang notabene rakyatnya sendiri. Orang-orang yang telah diantarnya sebagai pemilik GDP tertinggi per kapita di dunia, memiliki angka harapan hidup terpanjang dan angka kemiskinan yang bahkan lebih rendah dibanding Kerajaan Belanda.

Ia disodomi dengan gagang pisau oleh orang yang notabene rakyatnya sendiri yang sudah diprovokasi oleh pemberontak propaganda barat AS NATO barbar, rakyat rela membunuh yang mengantarkannya untuk menikmati pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, listrik gratis, pinjaman tanpa bunga, hingga apartemen gratis saat mereka menikah.

Ia ditembak di kepala dan di dada oleh orang yang notabene rakyatnya sendiri, yang diantarkannya memenuhi universitas-universitas, yang dikuliahkannya ke luar negeri, lengkap dengan gaji bulanan dan mobil, yang tetap diberi tunjangan meski menganggur setelah lulus.

1986, Khadaffi sempat lolos dari maut. Jet tempur AS menjatuhkan bom seberat 1 ton di barak Khadaffi di Bab al-Azizya. Bom itu tepat jatuh di tempat tidurnya, membunuh putrinya yang berusia 2 tahun, yang sering tidur bersamanya. Malam itu, ia tak berada di tempat.

Baik atau buruk, Khadaffi hanyalah seorang Bedouin yang lahir dalam tenda. Ia membenci kemiskinan dan korupnya dunia Arab, yang didominasi dan dieksploitasi oleh AS, Perancis dan Inggris. Ia juga merupakan pendukung Palestina, Nelson Mandela, Tentara Republik Irlandia dan separatis Basque.

Kini rakyat Libya menyesal telah menggulingkan Kadaffi, Libya Telah hancur, Libya telah dalam genggaman barat AS NATO. Rakyat menjadi budak, yang menikmati adalah elit-elit yang rakus kekuasaan. Pilihan revolusi jauh dari harapan.

"Ketika kami berdemonstrasi menjatuhkan Kadaffi kami bermimpi akan menikmati kekayaan negara ini, sekarang kami menyesal".
.
Kini kami di kelilingi oleh penjahat dan gembong yg haus perang , dan haus akan minyak , kehidupan sangat susah , kemiskinan meningkat dan siang malam kami hidup dalam ketakutan.

Penyesalan selalu datang terlambat.
Nikmati lah sekarang hasil SARACEN orang yg haus akan kekuasaan dan minyak.

Rest in Peace, Colonel !!!

BELAJARLAH DARI PENGALAMAN dan BELAJARLAH DARI SEJARAH..

Cukup sudah Libya, Irak, Suriah dan beberapa negara di Timur Tengah yang hancur dan seluruh rakyat yang terlibat menghancurkan negaranya menyesal yang sudah terasut propaganda barat fitnah hoax, Indonesia tak boleh mengikuti jejak kehancuran akibat kebodohan dan kekonyolan ini.. Sadarlah !!! Waspadalah !!!
Jangan mau kita diadu domba sehingga jadi terpecah belah nya bangsa ini, marilah kita pikirkan kesejahteraan anak cucu kita kedepannya... 
SALAM DAMAI .....
Share sebanyak2nya agar masyarakat memahami situasi dg belajar dari pengalaman negara lain

PERTEMANAN

RENUNGAN PAGI
Assalamualaikum wr.wb

*PERTEMANAN*

Teman  adalah  *Menyayangi*, bukan 
*Menyaingi* 
 
Teman  adalah  *Mendidik*, bukan 
*Membidik* 

Teman itu *Merangkul*,  bukan *Memukul* 

Teman itu *Membina*, bukan  *Menghina* 

Teman itu *Mencurahkan*,bukan *Memurahkan* 

Teman itu *Mencari Solusi* bukan *Mencari  Sensasi* 

Teman adalah *Membutuhkan*, bukan    *Meruntuhkan* 

Teman itu *Menghargai*, bukan *Melukai* 

Kadang Teman  yang suka  *MENTRAKTIR* atau MEMBANTU  kita, BUKAN  karena mereka *BERLEBIHAN tapi... karena mereka *MENGHARGAI*

Ada teman yang selalu  *SHARE WA* ke kita, bukan karena merasa *PINTAR* tapi... karena *INGAT*  pada  *KITA*.

Suatu Hari ada yang mengingatkan tentang *AGAMA* dan *IMAN*.
Bukan karena *MERASA BAIK* dan *SUDAH SEMPURNA* 
tapi.... itulah perwujudan 
 "PERTEMANAN"

Suatu saat, kita semua akan *TERPISAH*, baik oleh *JARAK, WAKTU* maupun *AJAL* yang akan menjemput kita 

*NAMUN ADA TEMAN YANG TERUS MENDOAKAN KITA*  

Suatu saat *Anak-Anak* dan *Cucu-Cucu* kita akan bertemu mereka dan bercerita... *Dulu Kita* 
*Pernah Menjalin* *Pertemanan**Bersama.* 

Pertemanan *Tidak Mencari-cari Kesalahan* tapi Menutupi kesalahan jika itu hal yg tidak berguna 

*PERTEMANAN BERLANDASKAN HATI YANG TULUS DAN IKLAS* 

Pertemanan akan terus *Berlangsung* walau banyak sekali *Halangannya* 

Pada satu Waktu Sebagian cuma memperhatikan *KESUKSESAN* kita, tapi... ada Sebagian Teman yg peduli akan kondisi *KESEHATAN* kita, maka 
itulah *Pertemanan yang Sejati.*

Suatu hari kita *Terlena Dalam* *Canda dan Tawa* 
Tapi... ada yang mengingatkan agar kita tidak pernah *Lalai*.

Temanku...
Meskipun tidak sering *BERTEMU* , tapi... selalu *DIINGAT* , 

Itulah *TEMAN* 

*BAGUNLAH PERTEMANAN DENGAN PENUH KEIKHLASAN* 

*JADILAH TEMAN YANG DAPAT MEMBERI NILAI POSITIF DAN MEMBANGUN...YANG BISA MENJADIKAN KITA PRIBADI YANG LEBIH BAIK...DENGAN BERTEMAN BUKAN BERARTI MEMBENARKAN DAN MENGIKUTI PERBUATAN YANG SALAH TETAPI MEMNGINGATKkAN DAN MEMPERBAIKI MENJADI BENAR...SEHINGGA PERTEMANAN MEMBERI DAMPAK POSITIF DAN BERARTI SEBAGAI TEMAN* 

"SALAM PERTEMANAN BAGI KITA SEMUA"


AMIN 🙏

Senin, 09 Maret 2020

ISLAM VS TERORIS

Mengenang Marwa El Sherbini.

Perempuan cantik berhijab ini bernama Dr Marwa El Sherbini, seorang apoteker kelahiran Mesir.
Pada saat usianya 32 tahun Marwa bersama anaknya yg berusia 3 tahun serta suaminy Elvi Ali Okaz hijrah dari mesir menuju jerman.
Saat itu suaminya mendapat  kandidat Doktor di Max Planck Institute untuk Biologi sel molekuler dan genetik di kota Dresden  

Suatu sore, marwa mengajak anak nya yg berusia 3 th tuk bermain di taman di sekitar tempat tinggal mereka.
Saat tengah bermain  tiba2 mereka di dekati seorang laki2  dia bernama Alex Wiens, seorang pemuda   rusia , ( 28 tahun ) yang di anggap mengalami kelainan jiwa kronik psikologis.  Alex Wiens berteriak dan mengatakan marwa adalah seorang teroris.
Sudah tentu marwa kaget dan tidak bisa menerima tuduhan itu. 
Marwa berusaha berbicara baik2  tetapi laki2 itu terus berteriak , memaki marwa dan menuduh nya teroris dengan kata kata yg kasar, bahkan laki- laki jahat itu berusaha menarik kerudung yang dikenakan marwa...
Kejadian tersebut disaksikan oleh warga sekitar yang sedang berada di taman , tapi tak ada seorangpun yang berusaha menolong perempuan malang itu..
Pola pikir sebagian besar bangsa dan masyarakat barat saat itu tengah terjangkiti oleh virus #Islamophobia mereka menganggap bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kebencian. Akal pikiran mereka sudah sangat teracuni oleh peristiwa pengeboman menara WTC (menara kembar ) di Amerika ( pada tahun 2001 ) Padahal  sesungguhnya pengeboman itu adalah suatu konspirasi yang sagat busuk , yang dilakukan oleh mereka pembenci Islam untuk menistakan Dien ini.

Marwa kemudian menelepon polisi setempat untuk melaporkan kejadian tersebut. Tak lama beberapa mobil polisi mendatangi taman.
Marwa menjelaskan duduk persoalan yang dialaminya, dalam permasalahan tersebut Alex wiens dinyatakan bersalah karena telah menuduh marwa seorang teroris. Dan dia harus membayar denda sebesar 380 euro.
Laki laki jahat itu tidak terima, dia sakit hati dan terus menuduh marwa seorang teroris,  dan kata kasar lainya.

Kasus ini akhirnya di bawa ke pengadilan, 
Selama di pengadilan  The Landgericht Dresden  marwa di dampingi oleh anak nya yg berusia 3 tahun dan juga suaminya.
Dalam persidangan tersebut marwa memberikan kesaksian atas peristiwa yang dialaminya. Sementara, manusia jahat itu,  terus meneriaki marwa seorang teroris
November 2008, Alex wiens dinyatakan bersalah , dan di kenai denda sebesar 780 euro.

Sidang masih berlanjut. Pada tangggal 1juli 2009, manusia jahat itu memberikan kesaksiannya.
Di hadapan hakim dan semua orang yang hadir dalam persidangan itu dia mengatakan, "semua muslim adalah teroris, begitu juga marwa. Dan teroris harus segera angkat kaki dari kota ini"
Hakim memutuskan penghentian sidang tuk sementara.
Marwa bersama suami nya Elvi ali okaz dan anak mereka berjalan meninggalkan ruang sidang, di saat itu Alex Weins mengeluarkan sebuah  pisau yang telah dipersiapkan  dari rumah lalu bergegas menghampiri marwa, dan menghujamkan pisau nya pada  tubuh perempuan  yang sedang hamil 3 bulan tersebut sebanyak 18 kali.
Elvi ali okaz yang berusaha menolong istri nya juga terkena beberapa tusukan pada leher dan kepalanya.

Saat itu ruang sidang mendadak gaduh dengan teriakan histeris dan situasi nya sangat kacau.
Beberapa orang polisi segera menangkap Alex wiens dan mengamankan ruang sidang.
Sementara beberapa orang lainnya berinisiatif tuk menolong marwa dan suaminya. Mereka berdua segera di larikan ke rumah sakit.

Tapi terlambat, nyawa perempuan jelita berhijab yang tengah hamil tiga bulan itu tak dapat di selamatkan. 
Marwa El Sherbini wafat di ruang sidang pada tanggal 1 juli 2009 , setelah memberi kesaksian dalam mempertahankan dan membela hak hak nya sebagai muslimah... Sedang suaminya Elvi ali okaz, tak sadarkan diri dan sempat koma selama beberapa hari.

Jenazah marwa di bawa ke kota mesir 
Lautan manusia menyambut nya..jutaan warga mesir turun ke jalan tuk menghadiri pemakaman syahidah Marwa el sherbini.

Sementara di Jerman sekitar 2000 orang warga mesir dan warga asing memanjatkan doa untuk marwa di masjid Dar Al Salam di kota Berlin.

Peristiwa  kejam ini mendapat perhatian dari seluruh dunia, khususnya dunia islam. 
Meskipun pemerintah dan media Jerman yang sangat rasisme telah berusaha untuk menutupinya.

Sejatinya Hijab bagi seorang Marwa el Sherbini adalah jati diri seorang muslimah serta eksistensi perjuangannya ....karenanya tidak ada seorang pun yang pantas menghina ataupun menuduh seorang perempuan berhijab sebagai teroris.

#worldHijabDay
#Say_no_to_Islamophobia
#MarwaElSherbini

(Di rangkum dari berbagai sumber, oleh Vera Masrura)

Nasehat Guru kepada Muridnya

*DETIK2 WAFATNYA WALIYULLOH ABAH GURU KH. SEMMAN MULYA AL - BANJARI √*

Guru Semman Mulya beliau adalah Paman dan sekaligus Gurunya Abah Guru Sakumpul, pernah menasehati dengan sebuah amsal/ perumpamaan :

"Nak, Kalau kamu makan, jangan langsung ditelan.
Dikunyah dulu baru ditelan.
Makanan yang lembut pun perlu juga dikunyah dulu, apalagi makanan yang keras".

Maksud dari nasehat ini, apabila kita di hina orang lain, jangan dibalas, jangan tersinggung. Dipikirkan dulu hinaan orang lain itu. Kalau memang benar hinaan itu, maka artinya  memang kita yang salah.
Kita sebagai seorang hamba, sering berbuat dosa.

Walau bagaimana pun orang menghina, tetap diam. Kalau memang salah jua apa yang dihinakannya, maka dia juga yang berdosa, karena memfitnah orang lain.

Maka dari itu, Abah Guru Sakumpul sudah sejak dulu dihina, bahkan ingin diracuni oleh orang yang tidak suka oleh pembenci beliau, namun beliau tetap diam. Bahkan beliau mendoakan kepada yang menjahati ini mudah-mudahan Selamat Dunia Akhirat.

Sehari sebelum wafat nya Guru Semman Mulya, Guru Sakumpul yang membersihkan kuku-kuku Beliau, dari tangan sampai kaki.
Guru Sakumpul pun bertanya kepada Guru Semman Mulya.

Abah Guru Sakumpul :  Besok pulang kan ?
Guru Semman : "InsyaAllah"..

Abah Guru Sakumpul : "siapa yg memandikan ?
Guru Semman : "kamu..

Abah Guru Sakumpul : "siapa yg me'imami ?"
Guru Semman : "kamu..

Abah Guru Sakumpul : "siapa yg baca Talqin?"
Guru Semman :"kamu.

Abah Guru Sakumpul : "siapa yg memasukkan dlm kubur ?"
Guru Semman :"teserah".

Abah Guru Sakumpul :"siapa yg baca tahlil ?"
Guru Semman :"teserah"

Abah Guru Sakumpul : "siapa yg baca doa Arwah ?
Guru Semman :"teserah"

Abah Guru Sakumpul :"gimana kalo disholatkan di rumah?"
Guru Semman : Bagus".

Abah guru : dibawa ke Sakumpul dan disholatkan di Musholla Ar-Raudhah ?"
Guru Semman : "Bagus".

Abah Guru Sakumpul : bagaimana umpama dibawa pakai mobil ambulance ?
lalu Guru Semman pun terdiam.
Ujar Abah Guru Sakumpul : "mobil ambulance punya kita juga".
Guru Semman : "Bagus".

Abah Guru Sakumpul : "bagaimana kalo dijaga polisi ?"
Guru Semman : "Bagus".

Setelah itu Abah Guru bertanya tentang para jama'ah dan murid2 beliau :
"Abah guru, bagaimana dengan murid-murid Sampeyan pengajian pada hari Sabtu perempuan ?"
Guru Semman Mulya dengan isyarat tangan menunjuk ke arah Sakumpul.

Kemudian Guru Semman Mulya meminta diambilkan selembar kertas. lalu Abah Guru Sakumpul mengambil kertas dan sebuah pulpen. 
Waktu itu Guru Semman Mulya mulai merasa sesak nafas sambil berkata :
"tulis. Wasiat Haji Semman Mulya.
"Kalau meninggal dunia, MAKAMKAN DI SAKUMPUL".

Setelah beliau berkata seperti itu.
Beliau pun menangis.
Wasiat beliau selanjutnya "Uang yg ada di lemari besi, sepertiga untuk kebaikan2 Akherat termasuk bearwah"
Wasiat ke-3 beliau "Siti adik perempuan Beliau. bawa ke Sakumpul". Setelah mendengar hal itu, maka gembiralah hati adik perempuan Guru Semman Mulya karna beliau sudah sangat lama menantikan bisa berkumpul satu rumah bersama Kakak beliau, yaitu Hj. Masliah yang tak lain adalah Ibu dari Abah Guru Sakumpul 

Selanjutnya, "Muhammad dan Maisarah dua Anak dari Guru Semman Mulya.
Beliau sambil menunjukan tangan beliau ke atas artinya kedua anak beliau yakni Muhammad dan Maisarah diserahkan kepada Allah.
Dan yg terakhir Guru Semman memberi isyarat kepada Abah Guru Sakumpul untuk minta "Talqin akan saat itu juga. Setelah itu Abah Guru Sakumpul mendekat ke telinga beliau, lalu Guru Semman memejamkan kedua mata beliau.
Selesai Abah Guru Sakumpul menalqinkan ke telinga Guru Semman Mulya, Abah Guru Sakumpul dan Guru Semman bersalaman, dan berpelukan.
Setelah itu tidak ada lagi yg dibicarakan.

Waktu pun berjalan, sampai ketika waktu subuh.Guru Semman mandi dan berwudhu sendirian, kemudian Abah Guru Sakumpul pun menyiapkan pakaian untuk beliau sholat, sarung putih dan, kopiah putih. setelah berpakaian, Guru Semman duduk di sajadah. setelah itu beliau bersiap-siap untuk melaksanakan sholat Shubuh, membaca niat Sholat subuh, Takbiratul Ihram, Ruku' , I'tidal, pas Sujud pertama tidak bangun-bangun lagi.
"Inanalillahi Waa Innalillahi'Roji'uun.
Telah berpulang ke Rahmatullah".
Syekh K. H. Semman Mulya, tepat pada hari Selasa akhir bulan Jumadil Akhir. sesudah waktu sholat Shubuh tepat pada sujud yg pertama di raka'at yg pertama.
Subhaanallooh

AllooHumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad wa 'Alaa AaliHii wa ShohbiHii wa Baarik wa Sallim Ajma'iin.

PRIBAHASA BANJAR

Paribasa banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid

TA AMUH-AMUH

Tidak terkelola, terurus. Kehilangan induk semang, kocar-kacir, kacau balau. Bisa pula kehilangan arah, terombang-ambing tanpa kedali, itulah yang dimaksud dengan ta amuh-amuh, suatu kondisi tidak ideal, tidak diharapkan. 

Berasal dari kata camuh yang berarti tidak karuan. Ada pula yang membaliknya, camuh  menjadi mucai, artinya sama saja, tidak karuan, tidak patuh pada aturan, terombang abing tidak tentu arah. Bahkan mucai, menjadi karakter yang mempengaruhi lingkungannya. 

Ada dua hal yang sering disebut ta amuh-amuh, pertama adalah pekerjaan, dan kedua adalah kehidupan keluarga atau rumah tangga. Menyangkut pekerjaan, bila manajemen pelaksanaan pekerjaan tidak dikuasai maka kemungkinan menjadi kacau balau sangat besar. Apalagi bila ada faktor X, baik faktor dari luar ataupun dari dalam yang mempengaruhi, sehingga membuat pekerjaan menjadi tidak karuan. Misalnya karena ada yang menyimpangkan uang untuk tujuan pribadi. Ada korupsi, sehingga pekerjaan menjadi terbengkalai, tidak tuntas, tidak sesuai hasil, ta amuh-amuh.

Menyangkut kehidupan keluarga atau rumah tangga, bila terjadi konflik dikeluarga, hingga mengakibatkan perceraian, dapat dipastikan anak-anak dan seluruh anggota keluarga menjadi kacau. Kehidupan rumah tangga menjadi hancur, anak-anak pun hidupnya kemungkinan akan ta amuh-amuh.

Dibandingkan soal pekerjaan, kehidupan keluarga yang ta amuh-amuh, pasti lebih berat. Tidak mudah menata, memperbaiki keluarga yang hancur berantakan. Bukan hanya memberi pengaruh pada orang perorang dalam keluarga, tapi juga memberi dampak pada lingkaran lingkungan kedua belah pihak keluarga. Hubungan dua keluarga menjadi rusak. Semula harmonis menjadi tidak baik.

Paribasa ini mengingatkan tentang hidup yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Bahwa hidup memiliki tujuan, arah. Bagaimana memahami tujuan hidup, merumuskannya dan menyepakati bersama orang terdekat yang ikut menjalaninya. Tidak ada cara lain, kecuali dengan ilmu. Maka wajib menuntut ilmu, sehingga mengerti tentang tujuan hidup, mampu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. 

Sudah lama diyakini, tanpa ilmu, hidup tidak akan terarah. Sudah pula diketahui, semua hal sudah ada ilmunya. Tinggal mempelajari. Ilmu menjalankan pekerjaan disebut manajemen. Ilmu menjalani kehidupan keluarga, rumah tangga, ada pada tuntunan agama, papadah urang tuha, dan banyak suri tauladan yang dapat menjadi pelajaran hidup. Bila semua dipatuhi, dijadikan pegangan secara konsisten, maka hidup tidak akan ta amuh-amuh. (nm)

Zaman dulu vs Zaman sekarang

Seorang anak muda bertanya kepada kakeknya :
 "Kakek! Bagaimana orang-orang jaman anda tinggal sebelumnya dengan :

Tidak ada teknologi
Tidak ada pesawat
Tidak ada internet
Tidak ada komputer
Tidak ada TV
Tidak ada AC
Tidak ada mobil
Tidak ada ponsel ? "

Kakeknya menjawab:

"Seperti bagaimana generasi Anda hidup hari ini

Tidak ada doa
Tidak ada belas kasihan
Tidak ada kehormatan
Tidak ada hormat
Tidak ada karakter
Tidak ada malu
Tidak ada sopan santun "
Tidak ada toleransi
Tidak ada kepekaan

Kami, orang-orang yang lahir antara tahun 1950-1970 adalah orang-orang yang beruntung ...
*Hidup kita adalah bukti hidup.*

👉Sementara bermain dan mengendarai sepeda, kami tidak pernah memakai helm.

👉Setelah sekolah, kami bermain sampai senja; Kami tidak pernah menonton TV.

👉Kami bermain dengan teman sejati, bukan teman internet.
        
👉 Jika kita merasa haus, kita minum air keran bukan air kemasan.
           
 👉Kita tidak pernah sakit berbagi segelas minuman dengan 4 teman.
           
👉Kita tidak pernah mikir bobot makan nasi tiap hari.
             
👉Tidak ada yang terjadi pada kaki kita meski bertelanjang kaki tanpa alas kaki.

👉Kami tidak pernah menggunakan suplemen untuk menjaga kesehatan diri.
             
👉Kami biasa membuat mainan sendiri dan bermain dengan mereka.
             
 Orang tua kita tidak kaya. Mereka memberi cinta .. bukan bahan duniawi.
             
👉Kami tidak pernah memiliki ponsel, DVD, stasiun bermain, Xbox, video game, komputer pribadi, internet, chatting - tapi kami punya teman sejati.

 👉Kami mengunjungi rumah teman kami tanpa diundang dan menikmati makanan bersama mereka.
           
 👉Relatif tinggal di dekat keluarga sehingga waktu sangat dinikmati.
           
👉Kita mungkin ada di foto hitam putih tapi Anda bisa menemukan kenangan berwarna-warni di foto-foto itu.

👉 Kami adalah generasi yang unik dan paling mengerti, karena *kami adalah Generasi terakhir yang mendengarkan orang tuanya ....*
*dan juga Generasi yang pertama yang harus mendengarkan anaknya*.

*Kami adalah edisi TERBATAS !*    

Tulisan ini luar biasa bagus, silah kan anda simak benar atau tidak 😊💐☕

Nasi Bungkus VS Selfi

"TAMPARAN KERAS SAAT BERBAGI NASI BUNGKUS"

ASTAGHFIRULLAH...
Jangan sampai kedermawanan kita menyakiti  sesama 😭😭😭😭

Ceritanya begini,
Bapak ini, pengangkut sampah.
Saat kuhampiri dan kutawarkan nasi
Beliau dengan sumringah mengucap syukur.

Lalu ia berkata,
“Dipoto ( selfie ) dulu mba,”!!!

Deg.
Padahal aku tak berniat memotonya, krn posisi berhenti kami persis di depan jalan..

“Pak, maaf ya kalau menyinggung bapak.”

“Ga apa-apa mba, kalau orang miskin dapet nasi aja seneng. Walaupun jadi ga punya muka.”

Ya Rabb..
Faghfirlii
Faghfirlii..

Lantas aku duduk menemaninya.

Berceritalah dia.
Dulu, saat awal-awal ada yang bagi nasi ia sangat malu ketika harus difoto. Bahkan sempat tersinggung dengan seseorang yang memberi nasi bungkus dgn cara waktu menerima nasi bungkus harus menghadap ke camera untuk di poto

Namun seiring waktu, perut ternyata lebih penting dari ego.

Ia tak lagi berkeberatan difoto bersama pemberi nasi bungkus dan tak juga mempermasalahkan harus menghadap ke camera

Asalkan sebungkus nasi bisa mengganjal perutnya.

“Ya mba, kalo dapet nasi kan bapak bisa nyisihin 10 ribu buat dibawa pulang.” Katanya sambil menyuap nasi bungkus.

Ya Allah.... 

Jangan sampai kedermawanan membuat kami lalai. 
Jangan sampai sebungkus nasi merendahkan mereka..
Jangan sampai hati mereka terluka.
Jangan sampai kesombongan mampir di benak kita saat memberikan nasi😢

 Pak... 
Doakan saya dan teman-teman  agar bisa  berbagi tanpa melukai ya pak.
Doakan kami agar bisa berbagi namun tetap menghargai❤️

Karena sungguh, kita sedang memperjuangkan surga.
Jangan sampai, perjuangan ini ternoda dan kita tergelincir bersama dalam kobaran api neraka.

Naudzubillah tsumma naudzubillah 

Doakan kami ya, teman-teman agar selalu lillah dalam perjuangan ini.
Dan aku pun selalu mendoakan teman-teman, agar Allah luaskan rezekinya untuk terus membersama dalam ikhlas bersedekah 🙏🙏🙏

Allah yubaarik fiikum ... 

*Intinya saat Tangan Kanan kalian memberi, Tangan Kiri jangan selfi ... 🙏🙏🙏

#copas

ABIE AUDAH. PERSIAPAN SHOTING JEJAK ISLAM TVRI KALSEL

Minggu, 08 Maret 2020

Pribahasa Banjar

Paribasa banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid

KATIWASAN

Dari kata tiwas, menyalahkan. Maka katiwasan berarti ditimpakan kesalahan, walau belum tentu berbuat salah. Suatu peristiwa, seringkali harus ditentukan siapa yang bertanggung jawab. Kalau itu dianggap suatu kesalahan, siapakah pelaku kesalahan tersebut. Agar bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan. 

Maniwas, berarti menuduh berbuat salah atau menimpakan satu kesalahan kepada seseoramg. Bisa pula mencari kambing hitam. Menuduh yang dapat disalahkan. Tentu saja belum tentu benar. Mungkin saja hanya fitnah, korban dari kambing hitam. Karenanya harus dibuktikan dengan pembuktian yang cermat.

Maniwas, menjadi satu kebiasaan yang buruk. Ketika tidak mampu melakukan, bukan menyalahkan diri sendiri dan mencari tahu kenapa sampai tidak mampu, tapi justru sibuk mencari kesalahan pada orang lain.

Kebiasaan maniwas, bentuk sifat kerdil, picik. Tidak berbesar hati menerima satu kesalahan. Tidak lapang dada mengakui kelemahan diri. Padahal, apa susahnya mengakui kelemahan atau kesalahan, setelah itu meminta maaf dan menerima segala koreksi serta masukan. Hanya karena gengsi, ego yang sangat besar, tidak ingin kehilangan muka, akhirnya mempertahankan kesalahan, cermin kebodohan. 

Sifat suka maniwas, menyalahkan, mencari kambing hitam, biasanya yang menjadi korban, atau tertuju pada orang yang dianggap lemah, tidak mampu membela diri. Dengan maniwas, maka selanjutnya menghujaninya dengan berbagai caci maki yang menyudutkan.
 
Orang yang ditiwas, dinamakan katiwasan. Nasib sial, atau bisa pula dimaknai sebagai ujian atau fitnah yang harus ditanggungnya. Bila diterima dengan lapang dada, sembari terus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar, maka waktu akan menunjukkan bahwa yang dituduhkan merupakan fitnah murahan. 

Ungkapan ini satu peringatan, bahwa sekalipun kita tidak berbuat salah, bila berada pada posisi lemah, akan mudah disalahkan. Apalagi kemampuan membela diri juga lemah. Baik karena posisi sebagai bawahan, orang yang terdiskriminasi, pihak yang lemah tidak berani melawan, dan lain sebagainya, membuatnya mudah ditiwas, menjadi katiwasan. 

Pada posisi yang sangat lemah, harus lebih waspada, cermat, jangan memberi celah untuk mudah disalahkan. Karena kambing hitam sering kali harganya lebih murah, bahkan tidak pernah dipandang sebelah mata, mudah katiwasan. (nm)

Pribahasa Banjar

Paribasa banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid

PATIKAMAN

Entah berasal dari kata tikam, atau memang sejak awalnya sudah merupakan satu kata yaitu patikaman. Bila dilihat dari kata tikam, maka berarti menusuk, atau bisa pula berarti jurus mematikan. Sementara itu, patikaman berarti ilmu pamungkas.

Seorang murid yang sedang menuntut ilmu agama kepada seorang ulama, akan berebut menjadi murid kesayangan. Saat menjadi murid kesayangan, akan mendapat pelajaran lebih dari yang lainnya. Ilmu-ilmu pamungkas, tidak disampaikan secara umum. Hanya diberikan secara pribadi dan langsung kepada sang murid. Saat itulah, murid mendapat pengetahuan lebih dan istimewa soal ilmu-ilmu agama, mendapat patikamannya.

Begitu juga dengan murid yang belajar ilmu bela diri. baik silat ataupun kuntau. Zaman dulu, belajar ilmu bela diri kepada guru-guru yang memiliki keahlian bela diri. Sang guru memilih murid yang paling berbakat dan serius dalam menuntut ilmu. Mendapat pelajaran lebih dari murid lainnya, bahkan mendapat perhatian yang berbeda. Menjadi murid kesayangan dan akhirnya mendapatkan ilmu patikamannya.

Belajar ilmu lainnya juga seperti itu. ilmu pengobatan, ilmu keahlian memasak dan berbagai ilmu lain yang sangat luas. Diyakini pada semua ilmu tersebut ada rahasia-rahasia yang tidak semua orang mendapatkannya. Sekalipun belajar, namun belum tentu mendapatkan rahasia dari ilmu tersebut. 

Maka patikaman berarti pamungkas, sesuatu yang dianggap istimewa, disampaikan kepada orang yang diistimewakan dan diberikan pada waktu yang juga dianggap istimewa. Bahkan patikaman sering kali dianggap rahasia. Tidak sembarang orang mendapatkannya. Karena merupakan ilmu andalan dan menjadi intisari dari ilmu yang diajarkan.  

Patikaman tentu bukan hal yang biasa saja, apalagi remeh temeh. Merupakan mahkota dari ilmu pengetahuan, atau sebagai ilmu tertinggi yang dirahasiakan. Tidak mudah mendapatkannya. Perlu upaya sungguh-sungguh untuk meyakinkan bahwa pantas mendapatkan yang istimewa.

Ungkapan ini mengajarkan dua hal, pertama, pada setiap ilmu ada inti sari yang sering kali tidak mudah memperolehnya. Bila intisarinya tidak mampu didapatkan, maka pada dasarnya belum mendapatkan hakekat dari ilmu yang dituntut. Kedua, mengajarkan tentang bagaimana cara mendapatkan ilmu. Perlu upaya lebih tekun, tidak sekedarnya saja. Membangun kepercayaan, keseriusan, meyakinkan bahwa memang pasti diistimewakan. Tentu tidak mudah, perlu kerja kerjas. Bila tidak mampu dilakukan, jangan berharap mendapat patikamannya. (nm)

Khalid bin Waleed RA. Kisah Panglima Perang yang di Non Aktifkan

KISAH PANGLIMA PERANG YANG DI NON AKTIFKAN

Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jenderal Khalid bin Walid.

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, "Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus." Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang Terhunus. 

Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit. 

Itulah Khalid bin Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas. 

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, "Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"

Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu. 

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya. 

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, "Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"

"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!" Jawab Khalifah.

"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"

"Kamu tidak punya kesalahan."

"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"

"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."

"Lalu kenapa saya dipecat?" tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya. 

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, "Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''

''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"

Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, "Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin. 

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, "Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, "Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah..

Jumat, 06 Maret 2020

BANTUAN BEASISWA YATIM & DHUAFA TERSENYUM

Alhamdulillah bantuan beasiswa atas nama febiola siswa SMP Al Furqon bjm tuk bulan maret 2020. Jazakallah buat para donatur. semoga menjadi berqah aamiin

Minggu, 01 Maret 2020

CERITA BUYA HAMDA TENTANG GANDI

https://www.facebook.com/568057273539070/posts/1107871366224322/?app=fbl

*CERITA BUYA HAMKA TENTANG GANDHI DAN GHIRAH HINDUNYA*

Diskriminasi dan penindasan terhadap kaum muslimin di India sekarang sebenarnya karena bibit kebencian terhadap Islam yang memang sudah mengakar dan terus menerus disemaikan di India.

Buya Hamka dalam bukunya Ghirah, Cemburu Karena Allah (GIP, 2016) banyak bercerita bahwa Mahatma Gandhi yang sering dielu-elukan sebagai bapak humanisme dan pluralisme dunia dari India adalah sosok yang paling benci kepada Islam dan punya ghirah terhadap agamanya-Hindu yang luar biasa totalitasnya. Dia lah sebenarnya yang amat tak suka Islam berkembang di India meski cara mencegahnya terlihat "halus".

Cerita pertama tentang Vijaya Lakshmi. Saat itu di jaman perang kemerdekaan di bawah pimpinan kongres belum terjadi perpecahan pemimpin Hindu dan Muslim berdirilah para pemimpin di sekeliling Gandhi. Di antara anggota majelis ada perempuan cantik putri Hindu bangsawan yakni adik Yawaharal Nehru, Viyaya Lakshmi Pandit.
Di samping itu ada pula seorang pemuda Islam bernama Dr. Said Husain.
Semboyan selama ini adalah Persatuan Hindu-Muslim membela ibu pertiwi. Vijaya dan Husain saling mencintai. Berbeda agama tidak menjadi dinding bagi asmara mereka. 

Keduanya sama-sama berpendidikan tinggi. Harapannya perkawinan mereka akan jadi simbol persatuan Hindu Islam. Sayangnya Gandhi yang dijuluki “Nabi”nya Persatuan India dan Motial Nehru bangsawan hartawan yang luas faham pula menentang hubungan mereka.
“Tidak, tidak, tidak….! Darah Aria yang tinggi, darah Hindu keturunan Pandit, tidak akan diserahkan kepada seorang Islam. Tidak!"

Ayahnya Motial membujuk, janganlah dilangsungkan perkawinan itu. Dan abangnya Yawaharal Nehru pun, yang terkenal bijak, meminta jangan dilangsungkan, karena masyarakat Hindu tidak akan menerimanya. 
Tetapi tidak berhasil! Viyaya kekeh. 

Akhirnya Gandhi pun turun tangan. Dia pergi kepada Viyaya. Dia sujud bertiarap di bawah kaki puteri jelita itu. Gandhi berkata bahwa dia tidak akan mengangkat kepalanya, sebelum Viyaya berjanji bahwa perkawinan itu tidak akan dilangsungkan. Akhirnya Viyaya patah!

Seorang wanita yang berbudi halus, tidaklah dapat bertahan lagi, menyerah di depan seorang pribadi agung India yang sudi meniarap di bawah kakinya. 
Viyaya terpaksa tunduk! Lalu menerima saat Gandhi memilihkan buat dia seorang pemuda Hindu buat jadi suaminya. 

Untuk mencegah pengaruh kenangannya kepada Said Husain, pemuda ini diutus ke Amerika Serikat buat belajar. Di sanalah pemuda itu hidup sampai 20 tahun.

Beberapa lama kemudian meninggallah suami Viyaya. Sedang Said Husain masih ada di Amerika, dan belum menikah. Apa hendak dikata, masa muda telah berlalu 20 tahun. Uban pun telah mulai menjuntai di kepala mereka. 

Datang juga dia ke Amerika, buat berjumpa kekasihnya. Tetapi apa hendak dikata akhirnya mereka lebih memilih bersahabat. 
Setelah India merdeka, Dr. Said Husain diangkat menjadi Duta Besar India yang pertama buat Mesir. Setelah itu dia pun meninggal. 

Bayangkan demi agamanya, Gandhi sudi sujud di kaki seorang perempuan!
Begitu hebatnya cemburu Gandhi kalau martabat agamanya tersinggung. Meskipun kelihatannya, ia dikenal begitu lemah lembut dan berprikemanusiaan.

Di cerita kedua, pada tahun 1936 terdengar kabar Motial Gandhi sulungnya masuk Islam di Amerika Selatan. Ribut besar! Gandhi rela puasa sampai mati karena sedihnya. Segala upaya ia lakukan tapi tidak dengan kekerasan. Akhirnya anaknya murtad kembali!

Cerita ketiga. Pada tahun 1938 seorang gadis Islam bernama Raihanah Thaib jatuh cinta pada seorang pemuda hartawan Hindu. Kemenakan dari seorang milyuner Hindu, Chankarlal. Mereka akhirnya berhasil menikah. Maka orang yang lebih dulu mengirim berita untuk mengucapkan selamat atas perkawinan itu, di malam pertama tidak dan tak bukan ialah Mahatma Gandhi. Bayangkan! Dia keberatan jika kaumnya masuk Islam, tetapi jika ada seorang Muslim yang berhasil dibawa kepada Hindu dia sangat sukacita.

Lalu pada cerita keempat tentang advokat besar beragama Hindu bernama Kannyalal Yaba yang masuk Islam di bawah pimpinan Penyair Iqbal. Gandhi sangat berduka cita lalu ia datang sendiri ke Lahore dengan penuh lemah lembut membujuk Yaba agar kembali memeluk agama nenek moyang, namun Yaba menanggapinya hanya dengan senyum. Ia tetap muslim dan mengganti nama Khalid Lathif Yaba.

Cerita kelima tentang berita kaum hina dina (sekarang dikenal dengan nama Kasta Dalit)
Dalit kasta terendah di India yang bahkan tak dimasukkan dalam empat tingkatan sistem varna (Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra). 
Kasta ini dipimpin Dr.Ambedkar seorang ekonom dan pembaharu. Mereka beramai-ramai masuk Islam.

Gandhi kelabakan. Ia buru-buru bikin kepanitiaan untuk mencegahnya padahal kasta ini di India tidak dianggap, bahkan tidak diijinkan masuk kuil karena dipandang hina. Apa yang Gandhi lakukan? Puasa sampai mati! Dia gak makan roti dan nasi tapi hanya minum susu kambing dan buah-buahan.

Kata Buya dalam bukunya, Gandhi adalah lambang dari perasaan Hindu yang tak menyukai Islam terutama saat Islam bangkit. Ia tak setuju jika Islam memperoleh kebebasan . Ia tak setuju negara Pakistan berdiri.

Gandhi membenci Islam dengan cara lembut. Ada kalangan Hindu yang lebih-lebih bencinya yakni golongan Hindu Mahasbha. Mereka ingin jika kekuasaan ada di tangan hendak mengikis habis umat Islam dari bumi India. Gandhi tak setuju, dia tetap ingin membenci Islam dengan caranya sendiri. Akhirnya dia mati jadi korban oleh kalangan mereka sendiri- Hindu Mahasbha bukan oleh umat Islam.

Kini setelah Gandhi wafat (1948), teror dan pengejaran terhadap umat Islam di India masih berlangsung hingga sekarang.

Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Narendra Modi yang sekarang jadi perdana menteri, menjadi momok yang menakutkan bagi Muslim India setelah kemenangannya dalam pemilu. Buya Hamka benar, penindasan terhadap muslim akan terus berlangsung di India karena bibit kebencian itu sudah mendarah daging.

Bogor, 29022020

Cemburulah untuk agamamu, jika dilepas gantinya hanya satu macam yakni kain kafan tiga lapis! (Buya Hamka)

Disarikan dari buku Ghirah, Cemburu Karena Allah karya Buya Hamka. Gema Insani Press. Jakarta. 2016