Senin, 30 Desember 2019

MUHAMMMAADIYAH 1.2 T

*REZIM JOKOWI BERHUTANG KE MUHAMMADIYAH 1,2 T*


Oleh : Nasrudin Joha 


Dua Ormas Islam di Indonesia mulai ramai mengungkit utang pemerintah. Nahdlatul Ulama sudah lebih dulu menagih. Melalui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, NU menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mencairkan kredit rumah murah sebesar Rp 1,5 triliun.

Tak berselang lama, giliran Muhammadiyah yang ikut mengungkit utang pemerintah. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan bahwa pemerintah punya utang sebesar Rp 1,2 triliun.

Bedanya, utang rezim ke NU adalah utang politik, berkaitan dengan janji politik. Sementara utang rezim Jokowi ke Muhammadiyah adalah utang real, utang karena Muhammadiyah telah melakukan kerja nyata melayani umat, melalui layanan kesehatan rumah sakit berbasis program BPJS.

Perlu diketahui, rasa jengkel dan geram atas tunggakan BPJS itu dialami semua rumah sakit. BPJS tak memiliki solusi kongkrit, selain membantu menjadikan piutang ke BPJS menjadi agunan yang dapat dijadikan jaminan bagi Rumah Sakit untuk meminjam utang ke Bank. 

Jika langkah pinjam ke bank diambil oleh rumah sakit, rumah sakit mengalami dua kerugian. Pertama, rumah sakit terpaksa terbelit riba. Kedua, beban bunga utang akan menambah berat kegiatan anggaran rumah sakit.

Belum lagi, berbagai standar layanan BPJS yang mulai dikurangi, bukan karena pertimbangan medis tetapi lebih karena pertimbangan kosongnya anggaran. Meski berulangkali mengaku defisit, gaji direktur BPJS masih tetap saja selangit (terakhir 500 jt).

Muhammadiyah dan RS pada umumnya memang dibuat tak berdaya, utang Pemerintah ini beda dengan utang swasta atau pribadi. Andaikan utang ini sifatnya pribadi, sudah pasti banyak rumah sakit sewa jasa Debt Colector untuk tongkrongi semua kantor BPJS di seluruh Indonesia.

Jadi, yang punya hak untuk kirim debt colektor itu bukan BPJS untuk menagih iuran BPJS ke rakyat. Sejak awal Rakyat sudah ogah dan menolak diikutkan program BPJS, rezim saja yang memaksa.

Yang punya hak itu ya Muhammadiyah, dan seluruh rumah sakit yang punya piutang di BPJS. Rumah sakit jelas telah bekerja, membiayai layanan kesehatan, membayar obat, membayar dokter, menalangi biaya pasien menginap, dll. Jadi kalau mau menang-menangan, seharusnya rumah sakit yang berhak kirim debt Colector ke kantor BPJS.

Namun masih tersisa satu permasalahan, kenapa Muhammadiyah sampai 'menagih' di forum umum ? Jelas, curhatan Din Samsudin bukan tanpa sebab. Boleh jadi, ini karena pihak Pemerintah sudah sangat kebangetan. Kalau SAS merajut di forum umum tak perlu diperhatikan, dia mah sudah tidak punya malu.

Kembali ke pokok masalah, rezim Jokowi ini punya utang 1,2 T kepada Muhammadiyah. Gayanya jual kartu-kartuan, untuk kesehatan. Padahal, Muhammadiyah yang disuruh tombok. [].

MUSLIM UIGHUR

*Kejamnya "Seorang Saudara" bagi Muslim Uighur*
Oleh: Ibnu Hilmi Al Banjary

Muslim Uighur menangis, menderita baik fisik dan batinnya, mereka dilarang melakukan berbagai aktivitas yang bernuansa Islam, seperti melakukan shalat, puasa, membaca Al Qur'an, bahkan dilarang untuk berjilbab. Tidak sampai di situ saja, muslim Uighur juga dilarang memberi nama anaknya dengan nama Islami, seperti Muhammad, Ahmad, Aminah,  Aisyah dan nama lainnya yang berbau Islam. Wanita-wanita Uighur juga disuntik agar menjadi mandul, dan bahkan mereka dipaksa menikah dengan Laki-laki Etnis Han yang berpahamkan komunis yang tidak beragama, tujuannya adalah agar etnis Uighur habis (genosida) di Xin Jiang (Turkistan Timur).
Semua kedzaliman ini terus dirasakan Muslim Uighur, apabila mereka menolak atau melakukan perlawanan, maka mereka akan ditangkap dan dimasukkan dalam camp camp indoktrinasi yang disiapkan rezim komunis Tiongkok. Bahkan, sudah sangat banyak Muslim Uighur yang meregang nyawa demi mempertahankan keimanan mereka. Sampai sekarang penindasan dan kedzaliman tersebut masih berlangsung bahkan semakin biadab.

Fakta Uighur ini sudah lama terjadi, dan isu ini kembali muncul, tatkala Salah Satu Pemain Bola dari Klub Eropa (Mesut Ozl) yang mentwit dari akun pribadinya, betapa prihatinnya dirinya terhadap Penderitaan Muslim Uighur, dan kebingungan dirinya akan umat Islam di seluruh dunia, yang diam melihat fakta Uighur ini. Menurutnya, seharusnya umat Muslim lainnya menolong Muslim Uighur, bukan diam dan tidak peduli, sungguh memprihatinkan.

Seorang Muslim yang mengaku beriman, dia harus mencintai saudaranya (seiman) sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, hal ini berdasarkan hadis Nabi SAW berikut ini:

*عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري ومسلم]*

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: *Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.* [Riwayat Bukhori dan Muslim]

Arti dari mencintai saudaranya (seiman), seperti mencintai dirinya sendiri adalah menginginkan agar saudaranya mendapatkan kenikmatan seperti yang dia dapatkan, dan merasa sedih serta teriris hatinya, tatkala saudaranya tertindas dan tersiksa (terdzalimi), sebagaimana didzaliminya Muslim Uighur di Turkistan (Xin Jiang), di Palestina, di Suriah, di India, dan di berbagai tempat lainnya.

Selain itu, bukti cinta kepada saudara seiman juga bukan sekedar adanya perasaan sedih dan teriris saat saudaranya tertindas dan tersiksa, namun juga harus dibuktikan dengan usaha sungguh-sungguh, agar saudaranya seiman tidak lagi mengalami penindasan dan kedzaliman secara terus menerus.
Coba renungkanlah analogi berikut ini,
Ketika seorang pelaku penyiksaan dan pemerkosaan ada di hadapan kita,  bagaimana penilaian kita pada orang tersebut?, tentu kita akan mengatakan, dia adalah orang yang sangat dzalim. Namun ternyata, ada yang lebih dzalim daripada itu, yaitu saudara sendiri yang menyaksikan serta berdiam diri, tatkala saudaranya disiksa dan diperkosa.
Bahkan, setelah tidak berdaya dia obati saudarinya tersebut, dan setelah sembuh, dia persilakan kembali saudarinya tersebut disiksa dan diperkosa. ADAKAH SAUDARA SEJAHAT INI?
Ternyata, banyak orang-orang yang seperti itu, bahkan bisa jadi kita sendiri adalah pelakunya. Contohnya, *diamnya penguasa negeri-negeri muslim, terhadap penindasan terhadap saudara seiman yang ada di Palestina, Kasmir, Suriah, Turkistan (Muslim Uighur) dan berbagai tempat lainnya.* Mereka adalah saudara yang lebih jahat dari pelaku penindasan yang dimaksud.
Termasuk juga, lembaga-lembaga yang menggalang dana untuk membantu saudaranya di Uighur. Secara kasat mata, kita lihat bantuan tersebut sangat besar manfaatnya bagi saudara kita yang menderita, namun hakikatnya semua itu tidak menyelesaikan masalah. Karena, bantuan tersebut, seumpama saudara yang mengobati saudarinya, namun sehabis itu, dia persilakan kembali saudarinya tersebut untuk disiksa dan diperkosa kembali. (Sungguh Jahat sekali saudara seperti ini)

Namun, analogi ini, bukan berarti kita tidak perlu membantu mereka, kita tetap membantu mereka semampu kita (baik dengan doa, uang atau barang-barang yang diperlukan mereka), sehingga saudara kita di Uighur, dan tempat lainnya, bisa bertahan hidup dalam menghadapi penindasan dan kedzaliman.
Akan tetapi, yang diperhatikan adalah fokus dakwah yang dilakukan, apakah sekedar memberi bantuan materi, atau diteruskan dengan berdakwah menawarkan solusi yang mendasar atas penindasan yang terjadi selama ini?

Karena ketahuilah..bahwa akar permasalahan dari penindasan dan kedzaliman yang dialami oleh umat Islam di Uighur dan daerah-daerah lainnya, adalah dikarenakan tidak adanya persatuan pada umat Islam di atas dunia di masa sekarang ini. Faktanya, umat Islam saat ini terpecah belah menjadi kurang lebih 54 negara yang dibatasi oleh sekat-sekat Nasionalisme yang notabenenya adalah tsaqofah Barat yang beracun.

Sebenarnya seruan persatuan umat ini terus menerus digaungkan, namun seruan hanya sebatas seruan. Tidak ada solusi praktis untuk mempersatukan umat Islam yang ada, malah semakin kabur dan tidak jelas persatuan yang dimaksudkan.
Sebenarnya, solusi praktis yang dimaksudkan sudah ada sejak lama, namun Umat Islam masih belum memahaminya, solusi praktis tersebut adalah ditegakkannya institusi Daulah Khilafah Islamiyyah 'ala Minhajin Nubuwah, yang pada catatan sejarah berhasil mempersatukan umat Islam yang tersebar di 2/3 dunia pada saat itu. Solusi inilah yang harus kita sampaikan kepada umat Islam, sehingga mereka bisa benar-benar menolong saudara seiman mereka yang tertindas di Uighur dan negara-negara lainnya.
Ketika Daulah Khilafah Islamiyyah tegak, pada saat itulah, kekuatan kaum Muslimin akan dapat dipersatukan, sehingga orang-orang kafir tidak akan berani lagi untuk menindas dan mendzalimi saudara kita di Uighur, di Palestina, dan tempat lainnya. *(Ingatlah kisah Khalifah Mu'tasim Billah, yang mengerahkan pasukan yang sangat besar, hanya demi menjawab seruan seorang Wanita yang dikurung di Amuria)*
Sehingga, dakwah yang berisi seruan untuk penegakkan Khilafah 'ala Minhajin Nubuwah, adalah ikhtiar yang sangat tepat untuk membantu saudara kita di Uighur, Suriah, Palestina, dan tempat lainnya. Karena dakwah seperti inilah yang akan menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan khilafah lah umat Islam bisa bersatu, dengan khilafah pula, umat Islam bisa memiliki Imam/perisai yang bisa melindungi mereka pada saat ada yang mau mendzaliminya. Semoga kita semua Istiqomah dan bisa menyaksikan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyyah 'ala Minhajin Nubuwah semasa kita masih hidup.. aamiin..

RENUNGAN AKHIR TAHUN 2019

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*
     
               *﷽
كلام العلماء ﷽*
                                      
    
*اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*

```_Renungan akhir tahun 2019_

*KEBENARAN Al-Qur'an*

_Al-Islam Telah berhasil mengeluarkan ummat manusia  belenggu kegelapan dari penyembahan berhala dengan mahluk kepada ajaran tauhid yang mengEsakan Allah SWT._

*Orang orang yang masih belum sadar tentang kebenaran Al-Qur'an akan selalu diberi nasehat agar kembali pada jalan yang benar bertauhid kepada Allah SWT dan tunduk pada aturan-Nya. Era globalisasi harus nya semua orang bisa menggunakan akal fikir nya untuk melihat kebenaran Wahyu Al-Qur'an melalui ayat ayat qauniyah sebagai tanda kebesaran Nya dan ayat ayat qauliyah sebagai Wahyu tersurat dalam Al Qur'an.*

قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْـكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْـنِكُمْ غَيْرَ الْحَـقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْۤا اَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَ ضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَآءِ السَّبِيْلِ

_"Katakanlah (Muhammad),  Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 77)_

Ada beberapa nasehat untuk kita dalam rangka menjaga aqidah Islamiyyah menuju kemurnian tauhid:

*1. Ada kekufuran*

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ وَقَا لَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَـنَّةَ وَمَأْوٰٮهُ النَّا رُ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَا رٍ

_"Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 72)_

*2. PERNYATAAN Nabi ISA*

وَاِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَاَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوْنِيْ وَاُمِّيَ اِلٰهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ  ؕ  قَالَ سُبْحٰنَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْۤ اَنْ اَقُوْلَ مَا لَـيْسَ لِيْ ۙ  بِحَقٍّ  ؕ  اِنْ كُنْتُ قُلْتُهٗ فَقَدْ عَلِمْتَهٗ  ؕ  تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ وَلَاۤ اَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ  ؕ  اِنَّكَ اَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ

_"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "Wahai 'Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah?" ('Isa) menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (QS. Al-Ma'idah: Ayat 116)_

مَا قُلْتُ لَهُمْ  اِلَّا مَاۤ اَمَرْتَنِيْ بِهٖۤ اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۚ  وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ  شَهِيْدًا مَّا دُمْتُ فِيْهِمْ ۚ  فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِيْ كُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْ  ؕ   وَاَنْتَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

_"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu," dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mengangkatku ke langit, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al-Ma'idah: Ayat 117)_

*3. Jangan menjadi sasaran orang kafir*

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَـنَا رَبَّنَا   ۚ  اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

_"Ya Allah  Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah dosa kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. Al-Mumtahanah: Ayat 5)_
*4. Meninggal kan tradisi orang orang Yahudi dan Nasrani dengan sabdanya rasululloh SAW*

عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبّ تَبِعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، آلْيَهُوْدُ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟البخارى 8: 151

_Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, dari Nabi SAW, beliau bersabda,  “Sungguh kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya”. Kami (shahabat) bertanya, “Ya Rasulullah,  apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nashrani. Beliau bersabda,  “Lalu, siapa lagi ?”.  [HR. Bukhari juz 8, hal. 151]_

*اللهم صل على سيدنا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم*
*اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*

Rabu, 25 Desember 2019

KEMBALIKAN HARI AHAD

Kronologis Hilangnya Hari Ahad .
~~~~~~~~~~

Alkisah; Sebelum Tahun 1960, Tak Pernah Dijumpai Nama Hari Yang Bertuliskan "MINGGU" Selalu Tertulis Hari "AHAD".

Begitu Juga Penanggalan di Kalender Tempo Dulu,

 Masyarakat Indonesia Tidak Mengenal Sebutan "Minggu".
Kita Semua Sepakat Bahwa Kalender Atau Penanggalan di Indonesia Telah Terbiasa Dan Terbudaya Untuk Menyebut Hari "AHAD" di dalam Setiap Pekan (7 hari) Dan Telah Berlaku Sejak Periode Yang Cukup Lama.

- Bahkan Telah Menjadi Ketetapan di dalam Bahasa Indonesia.

- Lalu Mengapa Kini Sebutan Hari Ahad Berubah Menjadi Hari Minggu ?

- Kelompok Dan Kekuatan Siapakah Yang Mengubahnya ?

- Apa Dasarnya ?

- Resmikah Dan Ada Kesepakatankah ?

Kita Ketahui Bersama Bahwa Nama Hari Yang Telah Resmi Dan Kokoh Tercantum ke dalam Penanggalan Indonesia Sejak Sebelum Zaman Penjajahan Belanda Dahulu Adalah Dengan Sebutan :

1. "Ahad" (Al-Ahad = Hari Kesatu),

2. "Senin" (Al-Itsnayn=Hari Kedua),

3. "Selasa" (Al-Tsalaatsa' = Hari Ketiga)

4. "Rabu" (Al-Arba'aa = Hari Keempat),

5. "Kamis" (Al-Khamsatun = Hari Kelima),

6. "Jum'at" (Al-Jumu'ah = Hari Keenam = Hari Berkumpul/Berjamaah),

7. "Sabtu" (As-Sabat=Hari Ketujuh).

Nama Hari Tersebut Sudah Menjadi Kebiasaan Dan Terpola di dalam Semua Kerajaan di Indonesia.

- Semua ini Adalah Karena Jasa Positif Interaksi Budaya Secara Elegan dan Damai Serta Besarnya Pengaruh Masuknya Agama Islam ke Indonesia Yang Membawa Penanggalan Arab.

Sedangkan Kata "MINGGU" diambil Dari Bahasa Portugis, "Domingo" (dari bahasa Latin Dies Dominicus yang berarti "Dia Do Senhor", atau "HARI TUHAN KITA").

=> Dalam Bahasa Melayu Yang Lebih Awal, kata ini dieja sebagai "Dominggu" dan baru sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai "Minggu".

Jadi, Kita Pasti Paham Siapa Yang dimaksud "TUHAN KITA", Bagi Yang Beribadah di Hari Minggu.

Bagaimana ini Bisa Terjadi ?

- Ada Yang Mengatakan Dengan Dana Yang Cukup Besar dari Luar Indonesia, Dibuat Membiayai Monopoli Pencetakan Kalendar Selama Bertahun-tahun di Indonesia.

- Percetakan Dibayar Agar Menihilkan (0) Kata "AHAD" Diganti Dengan "MINGGU".

- Setelah Kalender Jadi, lalu Dibagikan Secara Gratis Atau Dijual Obral (Sangat Murah).
Dampaknya Adalah:

- Masyarakat Indonesia Secara Tak Sadar, Akhirnya Kata *Ahad* Telah Terganti Menjadi *Minggu* di dalam Penanggalan Indonesia.

Pentingkah ?
Jawabannya :

"SANGAT PENTING" Untuk Upaya Mengembalikan Kata "Ahad" .

Bagi Umat Islam Adalah Sangat Penting, Karena :

- Kata "Ahad" Mengingatkan Kepada Nama "Allah عزوجل " Yang Maha "Ahad" Sama Dengan "MahaTunggal"/ "Maha Satu" / "Maha Esa".

- "Allah" Tidak Beranak Dan Tidak Diperanakkan

- Kata "Ahad" Dalam Islam Adalah Sebagai Bagian Sifat "Allah عزوجل " Yang Penting Dan Mengandung Makna Utuh Melambangkan "Ke-Maha-Esa-an Allah عزوجل ".

Oleh Karena itu : 

Mulai Sekarang ...!!!

- Mari Kita Ganti "MINGGU" Menjadi "AHAD".

- Apabila Dalam 7 (tujuh) Hari Biasa Disebut "SEMINGGU", Yang Tepat Adalah Disebut Dengan "SEPEKAN", Dan Bukan "Minggu Depan", Tapi "Pekan Depan".

Semoga Hari ini Penuh Berkah Buat Kita Dan Keluarga. 

Share ke Teman Sebanyak-banyaknya,
Mari Mulai Sekarang Kembalikanlah Hari AHAD.
Lupakanlah Minggu. 

Mohon : VIRALKAN.

WAKAF TUNAI

WAKAF TUNAI 

Tahukah anda sahabat, pelaksanaan wakaf di zaman milenial ini dirasakan lebih mudah lagi karena harta yang dapat anda wakafkan tidak melulu harta tidak bergerak seperti bangunan, tanah atau aset lainnya. Kini anda bisa tunaikan wakaf anda menggunakan uang tunai atau surat berharga lainnya. Wakaf tunai namanya, wakaf dalam bentuk tunai / uang yang dikelola dalam program produktif dimana nilai manfaat akan disalurkan bagi masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk program-program sosial.

Wakaf tunai/wakaf uang ini sudah diakui, bahkan sudah diatur dalam undang-undang. Secara lebih khusus pengertian wakaf uang dalam peraturannya di Indonesia adalah wakaf berupa harta benda bergerak uang (UU No. 41/2004 tentang wakaf pasal 16 ayat 3) dengan mata uang rupiah (PP no 42/2006 tetang wakaf pasal 22 ayat 1).

Wakaf tunai adalah wakaf zaman now, sebab sesuai dengan tuntunan zaman. Berwakaf lebih mudah bisa dimana saja dan kapan saja, mau bertatapan langsung dengan nazir secara offline maupun kirim wakaf secara online bisa. Dan wakaf tunai ini memungkinkan semua orang bisa wakaf karena tidak ada batasan nominal dalam berwakaf.

Yuk Sahabat, jangan ragu untuk mewakafkan harta terbaikmu!

SEDEKAH & ZAKAT PENGHAPUS DOSA

Dr. Abie Audah
*SEDEKAH DAN ZAKAT PENGHAPUS DOSA*

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api,” (HR. At-Tirmidzi)

Akan tetapi, bukan berarti dosa-dosa akan terhapuskan begitu saja tanpa disertai dengan taubat dan perbuatan yang baik. Seperti halnya orang-orang yang mendapatkan hartanya dari jalan yang salah atau diharamkan (tidak halal), harta yang diperoleh dari hasil riba, maka sedekah tidak akan dapat menghapuskan dosa-dosa yang demikian.

Zakat merupakan salah satu bentuk sedekah yang hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat. Jika kita menunaikan kewajiban berzakat dengan ikhlas karena Allah, maka zakat kita insya Allah bisa menjadi penghapus dosa.

Dr.. dr. H. .Moh. Rudiansyah. Sp. PD

Kantor Yayasan Dhuafa Tersenyum Abie Audah 085100666142

Minggu, 22 Desember 2019

APAKAH SHOLAT GERHANA MATAHARI BACAANNYA DIKERASKAN

*APAKAH SHALAT GERHANA MATAHARI BACAANNYA DIKERASKAN ????* 

Kita tahu bahwa shalat di siang hari biasa dengan bacaan yang sirr, tidak dikeraskan. Bagaimana jika terjadi gerhana matahari (di siang hari), apakah bacaannya tetap dikeraskan?
Coba perhatikan hadits berikut dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,



أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- جَهَرَ فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan (menjaherkan) bacaannya dalam shalat kusuf (shalat gerhana). Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Bukhari, no. 1065; Muslim, no. 901)
Di antara faedah yang bisa diambil dari hadits di atas:
Disyari’atkan mengeraskan bacaan (menjaherkan) ketika pelaksanaan shalat gerhana baik ketika di siang hari (gerhana matahari) maupun di malam hari (gerhana bulan). Karena shalat gerhana termasuk shalat sunnah yang diperintahkan berjama’ah. Dalam shalat jama’ah seperti ini diperintahkan untuk dijaherkan, sama halnya seperti shalat istisqa’ (minta hujan), shalat ‘ied dan shalat tarawih.
Hadits yang disebutkan di atas dimaksudkan untuk gerhana matahari, gerhana bulan pun sama.
Juga dari hadits, bisa disimpulkan bahwa shalat gerhana itu dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut terdapat empat kali ruku’ dan empat kali sujud.
Adapun Panduan Shalat Gerhana secara lengkap, bisa dipelajari di sini: https://rumaysho.com/753-panduan-shalat-gerhana.html.
 
Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
 

Referensi:

Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. 4: 157-158. Cetakan ketiga, tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Subul As-Salam Al-Muwshilah ila Bulugh Al-Maram. 3: 205-207. Cetakan kedua, tahun 1432 H. Muhammad bin Isma’il Al-Amir Ash-Shan’ani. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
@ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 21 Jumadal Ula 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal