Kamis, 27 Februari 2020

Hati2 Tergelicir Di Akhiraat Atas Gelarmu

Nu'man bin Tsabit yang dikenal 
dengan sebutan 
*Abu Hanifah*, 
atau populer disebut 
*IMAM HANAFI*, 
pernah berpapasan 
dengan anak kecil yang berjalan 
mengenakan sepatu kayu 
(terompah kayu).

Sang Imam berkata: 

_"Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."_

Bocah ini pun tersenyum 
dan mengucapkan terima kasih, 
dan bertanya: 

_"Bolehkah saya tahu namamu Tuan?"_

_"Nu'man namaku",_ 
Jawab sang Imam.

_"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar *Al-imam Al-a'dhom*. (Imam Agung) itu..??"_ 
tanya si bocah.

_"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."_

Si bocah berkata lagi: 

_"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkan-ku di dunia. *Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal,* jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya."_

Ulama terkenal yang diikuti banyak umat  itupun tersungkur menangis.

*Imam Abu Hanifah* 
bersyukur. 
Siapa sangka, 
peringatan datang dari lidah 
seorang bocah.

Betapa banyak manusia 
*tertipu karena popularitas,* 
*tertipu karena kedudukan dan jabatan,* 
*tertipu karena gelar*
*tertipu karena maqom dan posisi,*
*tertipu karena harta yang berlimpah,* 
*tertipu karena status sosial dll.* 

Jangan sampai kita 
~tergelincir... 
~jadi angkuh 
~sombong. 
karenanya,

PEPATAH MENGATAKAN:

 *_"SEPASANG TANGAN YANG MEMEGANGMU KALA TERJATUH, LEBIH HARUS KAU PERCAYAI_* _*DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA ENGKAU TIBA  DI PUNCAK SUKSESMU".*

Rabu, 05 Februari 2020

Gusti Nurul Gadis yg berani menolak lamaran Bung karno

"GUSTI NURUL, Wanita yang menolak lamaran Presiden Soekarno, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Syahrir, Pangeran Djati Koesoemo"

Gusti Nurul namanya, wanita pertama yang berani menolak lamaran Bung Karno. Ia sangat tersohor bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena kecerdasan dan keteguhan hatinya. Ia mendapat julukan "De Bloem van Mangkunegaran" (kembang dari Mangkunegaran). Wanita yang bernama lengkap Gusti Raden Ajeng Nurul Kusumawardani ini lahir di Istana Mangkunegaran pada 17 September 1921, buah pernikahan Sri Paduka Mangkunegara VII dengan permaisuri Gusti Ratu Timur. Di masa remaja hingga menjadi gadis, ia sudah aktif di bidang kegiatan sosial dan juga memiliki kemampuan menari dan ilmu sastra.

Pada tahun 1937, Gusti Nurul memenuhi undangan Kerajaan Belanda untuk menari di istana kerajaan dalam rangka pernikahan Puteri Juliana. Ia berangkat ke negeri Belanda tanpa membawa perangkat gamelan, karena itu saat ia menari tidak diiringi tabuhan gamelan.  Alunan gamelan pun dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan secara langsung ke Belanda melalui Solosche Radio Vereeniging, radio yang dirintis sang puteri.

Solosche Radio Vereeniging merupakan stasiun radio pertama di Indonesia. Di kemudian hari radio ini dikembangkan dan menjadi cikal bakal Radio Republik Indonesia (RRI). Sang puteri juga dikenal sebagai aktivis sosial di masa mudanya. Dalam sejumlah catatan sejarah, Gusti Nurul juga memberikan sumbangsih pemikiran yang sangat penting di masa pergolakan fisik pasca kemerdekaan, terutama di Solo dan sekitarnya. Karenanya tak heran jika Ratu Wilhelmina dari Belanda memberinya julukan "De Bloem van Mangkunegaran" karena terkesima dengan kecantikan dan kecerdasannya.

Selain itu dia juga terkenal sebagai seorang puteri yang mahir bermain tenis dan juga mengendarai kuda. Apabila sang puteri berlatih mengendarai kuda di depan istana Mangkunegaran, maka ratusan pemuda Solo rela berdesakan agar dapat melihat langsung paras Gusti Nurul.

Meskipun dibesarkan di dalam lingkungan kerajaan, Gusti Nurul lebih memilih hidup dengan pemikiran yang melampaui zamannya. Dia menentang keras praktik poligami. Karena itu saat Bung Karno datang melamarnya, ia dengan tegas menolaknya. Termasuk lamaran dari Sutan Syahrir dan Sultan Hamengku Buwono IX. Ia juga menolak lamaran dari Pangeran Djati Kusumo (KSAD pertama), Putera Susuhunan Paku Buwono X).

Melalui orang dekatnya, Gusti Nurul mengetahui bahwa Bung Karno menaruh hati padanya. Bung Karno pernah mengundang Gusti Nurul dalam sebuah jamuan santap siang di istana Cipanas Bogor, Jawa Barat. Ia menerima undangan itu ditemani sang ibu, Gusti Kanjeng Ratu Timur. Bung Karno pun mengajaknya berjalan berdua mengelilingi ruang dalam istana. Mereka melihat-lihat koleksi lukisan yang terpasang di dinding. 

“Di istana aku sempat melihat lukisan pemandangan bersama Presiden Sukarno,” tuturnya. Di kala itulah Bung Karno meminta Basuki Abdullah melukis wajah Gusti Nurul. “Setelah selesai, lukisan tersebut dipasang di ruang kerja presiden di Istana Cipanas,” ungkap Nurul. Setelah melalui berbagai pendekatan, Gusti Nurul mengatakan bila seandainya Bung Karno melamar dirinya, ia pasti akan menolak.

Alasannya sama seperti saat ia menolak pinangan Sutan Syahrir. “Sebagai tokoh Partai Sosialis Indonesia, ia (Syahrir) tidak mungkin menikah dengan putri bangsawan yang dianggap feodal,” kata Nurul. Hal yang sama juga akan ia utarakan apabila Bung Karno jadi melamarnya. “Sebagai tokoh PNI, tak mungkin ia menikah denganku,” tuturnya. Penolakannya terhadap Bung Karno bukan semata-mata karena alasan ideologi. Namun, karena ia sangat tidak setuju dengan praktik poligami. Saat itu Bung Karno sudah menjadi suami dari Fatmawati. Ia juga bercerita bahwa selain dirinya, lamaran Bung Karno juga pernah ditolak oleh penyanyi senior Ivo Nilakrisna (ibunda aktris Astri Ivo) dan juga aktris senior Aminah Cendrakasih.

Gusti Nurul akhirnya memilih menikah dengan seorang tentara berpangkat kolonel yang berstatus duda punya anak 1, bernama Raden Mas Suyarso Suryosurarso di Surakarta pada tahun 1951. Konon laki-laki inilah yang benar-benar nampu memikat hatinya. Pernikahan berlangsung cukup lama dan dikaruniai beberapa orang putera dan puteri. Hingga usianya lanjut kecantikannya tidak pernah pudar, Gusti Nurul wafat dengan tenang dikelilingi oleh putera puteri dan cucu kesayangannya pada November 2015 dalam usia 94 tahun.

Inilah pesan singkat Gusti Nurul kepada para kaum Hawa:
1. Jangan pernah mau dimadu.
2. Meskipun suamimu tinggal di kolong jembatan isteri harus selalu ikut.
3. Jika kamu memiliki rumah sendiri, saudara perempuanmu tidak boleh ikut.

(Rubi Yono)

cc: foto-foto dari koleksi R.A Gayatri W.Muthari, kerabat Mangkunegaran.

Selasa, 04 Februari 2020

Vitnam Taklukan Amerika

Vietnam Mampu Menaklukan Amerika Terinspirasi Perang Gerilya di Indonesia

Banyak orang tahu Amerika kalah perang oleh Vietnam. Tapi banyak orang tidak tahu, salah satu sebab Amerika kalah oleh Vietnam adalah Indonesia. 

Amerika adalah negara terkuat di dunia selama beberapa abad belakangan ini. Kuat di bidang ekonomi dan kuat di bidang militer.

Dua fakta tersebut menunjukkan betapa kuatnya Amerika. Akan tetapi dengan segala kekuatan ini, Amerika kalah oleh Vietnam. Setidaknya dari 2,7 juta orang Amerika yang bertugas di Vietnam tercatat 58.159 orang tewas, 1.719 hilang, dan 303.635 orang luka-luka. Memang jumlah ini lebih sedikit dari jumlah orang Vietnam yang tewas, tapi hengkangnya Amerika dari wilayah Indo Cina tersebut jelas-jelas merupakan fakta sejarah bahwa Amerika kalah dalam perang Vietnam. 

Tentara Amerika kalah dalam perang Vietnam karena tidak mampu menghadapi serangan gerilyawan Vietcong. Gerilyawan Vietcong sangat mengusai medan pertempuran di hutan-hutan. Mereka sangat menguasai teknik perang bergerilya. Lalu darimana gerilyawan Vietkong belajar perang gerilya yang hasilnya menang perang lawan Amerika? Beberapa pimpinan gerilyawan Vietkong mengatakan bahwa mereka membaca buku “Pokok-Pokok Perang Gerilya” karangan Jendral AH Nasution dan menjadikannya pedoman mereka dalam menetapkan strategi. Nasution adalah salah seorang dari 3 Jenderal Besar bintang 5 di Indonesia.

Vietcong tidak berpatokan pada Mao Tse Tung yang juga ahli perang gerilya karena kondisi alam dan masyarakatnya berbeda. Kondisi alam dan masyarakat yang paling mirip dengan Vietnam adalah Indonesia dan itu ada dalam buku karangan Nasution.

Dr. Salim Said dan Saleh A Djamhari sejarawan Universitas Indonesia mengatakan hal ini dalam beberapa seminar. Jadi tidak berlebihan kalau dikatakan, Amerika kalah perang (salah satunya) karena Faktor Indonesia. 

Gerilya adalah salah satu strategi perang yang dikenal luas, karena banyak digunakan, selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an. Bagi tentara perang gerilya sangatlah efektif. Mereka dapat mengelabui,menipu atau bahkan melakukan serangan kilat.

Perang Gerilya adalah salah satu peristiwa besar yang pernah dialami Indonesia. Dicetuskan dan dipimpin langsung oleh Jenderal Soedirman kala itu, Perang Gerilya berhasil membuat pasukan Belanda Kocar kacir. Perang Gerilya adalah suatu taktik perang yang dilakukan secara sembunyi dan berpindah-pindah.

Dalam perang Gerilya, Jenderal Sudirman memimpin pasukan dari atas tandu. Sebab kondisinya yang lemah akibat penyakit paru-paru yang dideritanya. Perang ini juga merupakan jawaban kekecewaan Jenderal Sudirman kepada Soekarno Hatta yang lebih memilih jalur diplomasidi banding berperang untukmenjaga kedaulatan NKRI.

Puncaknya terjadi Tanggal 30 April 1975 yang akan dikenang bangsa Vietnam sebagai akhir perang panjang yang menghancurkan negeri itu. Pada saat itulah, ibu kota Vietnam Selatan, Saigon (kini Ho Chi Minn City) jatuh ke tangan Tentara Raykat Vietnam (PAVN) dan Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan (Viet Cong) kemenangan yang terinspirasi perang gerilya di Indonesia.