Paribasa dan ungkapan banjar, refleksi budaya oleh noorhalis majid
MUSANG BABULU HAYAM
Orang jahat menyamar sebagai orang baik. Berpura-pura berbuat dan bersikap baik, padahal tujuannya jahat, karena memang tabiatnya jahat. Nampak sikapnya lemah lembut – tutur kata halus, padahal di dalamnya menyembunyikan maksud jahat, itulah maksud musang bubulu hayam.
Musang berbulu ayam, begitu artinya. Ungkapan ini sangat universal, di tempat lain disebut musang berbulu domba. Ada bulu domba atau bulu ayam yang menjadi topeng tabiat sebenarnya. Disamarkan, berpura seperti domba atau ayam, tidak membahayakan, ternyata aslinya musang sang pemangsa.
Di kampung, banyak ayam jatuh korban dimakan musang. Tidak bisa lengkah, saat malam, ketika ayam lelap tertidur, musang masuk ke kandang, menyelinap memangsa ayam. Apalagi ayam saat malam matanya rabun, tidak bisa berbuat banyak pada kandang sempit. Mudahlah bagi musang memangsanya. Fenomena ini menjadi ungkapan, musang bubulu hayam.
Keramahan dan segala bentuk sikap baik, bagian dari kepura-puraan. Tidak gampang mampu bermain peran seperti itu, harus sempurna layaknya domba atau ayam. Kalau tidak lihai, akan mudah diketahui. Hanya penjahat ulung mampu melakukannya, kalau amatiran tidak mungkin bisa merubah karakter sedemikian rupa, hingga memperdaya.
Sifat seperti ini ada dimana-mana, tidak berbatas geografis ataupun ruang pergaulan. Entah pusarannya ada mana?, boleh jadi di ruang ekonomi, sosial budaya atau politik. Ketika potensi ada di semua tempat, berhati-hatilah, jangan sampai menjadi korban.
Ungkapan ini sebuah sindiran apabila ada yang berpura-pura baik namun tercium gelagat jahatnya. Dari pada menjadi korban, lebih baik disindir terlebih dahulu. Atau bisa pula sebagai pembelajaran nasehat, untuk tidak mudah percaya pada kebaikan yang tiba-tiba. Sehari-harinya tidak pernah baik, seketika mendadak baik. Maka berhati-hati dengan situasi seperti itu, jangan sampai masuk perangkap musang. Bisa pula sebuah umpatan - makian, karena menyadari menjadi korban atas kepura-puraan, seolah baik, ternyata diujungnya memangsa tanpa belas kasihan.
Jangankan yang jelas kejahatan, pada yang nampak dan terkesan baik saja kita harus berhati-hati - waspada. Jangan mudah terpedaya kebaikan semu, karena faktanya ada musang babulu hayam. (nm)